MINSEL, MSN – SMP Negeri 5 Tenga menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar kepada Siswa/i saat melakukan Pemilihan Ketua OSIS, pada Rabu (19/10/2022).
Kegiatan ini sebagai wujud pengembangan projek penguatan profil Pancasila dengan tema “Suara Demokrasi” kepada Siswa/i kelas 7, 8 dan 9 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Adapun beberapa mata pelajaran yang memiliki keterkaiatan (Relevansi) dengan Projek ini antara lain:
IPS dan PPKN : Bertugas mensosialisasikan pelaksnaaan pemilihan ketua OSIS dengan aturan yang berlaku.
Bahasa Indonesia : Narasi Suara Demokrasi (Literasi) seperti menyampaikan pidato dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Matematika : Lebih di arahkan ke Numerasi (Hitung menghitung) seperti perhitungan jumlah pemilih dan kertas suara.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) : Melakukan pengambilan gambar dan video (Dokumentasi) serta membuat brosur atau poster Pemilihan Ketua OSIS.
Untuk Guru yang terlibat, yakni; Guru IPS – PPKN, Rivanly Sondakh S.Pd; Guru – Bahasa Indonesia, Rosye Kalalo S.Pd; Guru Matematika, Paulina Lampus S.Pd dan Guru TIK, Juliana Wurangian S.Pd.
Kepala Sekolah SMP N 5 Tenga, Dennie D Kewas S.Pd,. MM menjelaskan, pelaksanaan Pemilihan Ketua OSIS periode ini tergolong lain dari pemilihan yang sebelumnya. Di mana, dalam pemilihan tahun ini didesain sedemikian rupa layaknya PEMILU Presiden dan Wakil Presiden.
Peserta didik pun begitu antusias dalam menjalani prosesi hingga pelaksanaan kegiatan. Menurut Dennie, kedisiplinan, kreatifitas, kejujuran, dan gotong royong sangat ditanamkan dalam proses pembelajaran kali ini.
”Dalam satu tahun ada tiga tema projek yang harus diselesaikan, salah satunya Projek Pelajar Pancasila dengan tema “Suara Demokrasi”. Jadi pada kegiatan pemilihan OSIS tahun ini kami mengadakan pemilihan selayaknya PEMILU besar seperti pemilihan Presiden dan Wakilnya,” jelas Dennie.
Lebih lanjut disampaikan Dennie, hal tersebut dilakukan sebagai upaya awal memberi pemahaman kepada peserta didik bahwa memberi hak pilih dalam pemungutan suara itu perlu dan penting karena itu adalah hak semua warga negara.
“Jadi peserta didik dibekali sikap toleransi yang tinggi, tengggang rasa, saling menghargai, mereka dapat memilih kandidat sesuai hati nurani mereka masing-masing tanpa ada paksaan dari siapa pun,” pungkasnya.
Diketahui, dalam satu tahun minimal 3 tema/modul yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Untuk SMP N 5 Tenga sendiri pada tahun ini mengunakan Modul 1 Bangunlah jiwa dan raganya, Modul 2 Suara Demokrasi serta Modul 3 Kewirausahaan.
(Stev/*)