MINSEL, MSN – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) mencatat inflasi tahunan Sulawesi Utara pada Agustus 2025 mencapai 0,94 persen.
Menariknya, dari seluruh kabupaten/kota yang ada, Minahasa Selatan mencatatkan Inflasi terendah dengan angka 0,24 persen.
Padahal, Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara menjelaskan, secara umum perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2025 menunjukkan adanya peningkatan.
Adapun komoditas yang mendorong inflasi yakni beras, bawang merah, emas perhiasan, biaya perguruan tinggi, dan ikan tude. Sedangkan komoditas yang menahan inflasi yakni daging babi, cabai rawit, tomat, angkutan udara, dan kangkong.
Namun berkat langkah konkret, kebijakan dan program strategis yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan di bawah kepemimpinan Bupati Franky Donny Wongkar dan Wakil Bupati Brigjen TNI (Purn) Theodorus Kawatu bersama Forkopimda dan TPID. Akhirnya Minsel berhasill menurunkan angka inflasi.
Hal tersebut dibuktikan berdasarkan rilis BPS Provinsi Sulawesi Utara pada Bulan September 2025, penurunan angka inflasi di Minsel dari 2,62% pada Bulan Juli Turun Sebesar 0,24% pada Bulan Agustus dan menjadi yang terendah di Sulut.
Adapun langkah-langkah strategis yang ditempuh oleh Pemkab Minsel, yakni dengan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah, Melakukan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Pemantauan dan Sidak Pasar oleh Forkopimda, Gerakan Marijo Batanam, serta Program Bantuan di Bidang Pertanian dan Pangan yang terus dilakukan.
Dengan upayah tersebut, Bupati Minahasa Selatan Franky Donny Wongkar, mengapresiasi seluruh pihak yang telah berhasil menekan angka inflasi di Minsel.
“Tentu kita semua patut bersyukur atas setiap usaha dan program nyata yang langsung dirasakan oleh masyarakat telah memberikan dampak yang signifikan,” ucap Bupati saat Rapat Paripurna DPRD Minsel, Senin (29/09).
Sekilas Tentang Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang/jasa secara umum dan terus-menerus. Kalau inflasi turun, artinya laju kenaikan harga melambat, bahkan bisa jadi ada penurunan harga (deflasi).
Dampak penurunan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi juga dapat membantu daya beli masyarakat dikarenakan harga barang lebih stabil atau turun sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, serta dapat menarik investasi karena stabilitas harga membuat iklim usaha lebih pasti.
Dengan kata lain, penurunan inflasi yang terkendali dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, karena menjaga daya beli masyarakat, meringankan biaya usaha, dan memberi kepastian bagi investasi.
Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga pada beberapa kelompok pengeluaran antara lain kelompok makanan, minuman, dan tembakau; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; dan kelompok kesehatan.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; dan kelompok transportasi.
(Stev/*)