MANADO, MSN – Permasalahan kelangkaan BBM jenis solar dan pertalite terjadi di provinsi Sulawesi Utara (Sulut), hampir disetiap SPBU terjadi kekosongan solar dan pertalite. Hal ini pun menjadi perhatian serius Anggota DPRD Sulut, Ir.Julius Jems Tuuk yang dengan lantang menyuarakan hal ini dihadapan Wakil Gubernur Sulut saat rapat paripurna DPRD Sulut, Senin (24/6/2024).
Hal itu dikarenakan sebelumnya kelangkaan solar dan pertalite sudah pernah dikoordinasikan Komisi 2 DPRD Sulut dengan pihak PT.Pertamina lewat rapat dengar pendapat (RDP) dan mengundang Biro ekonomi dan Polda Sulut.
“Pada tanggal 10 Juni atau dua minggu yang lalu komisi 2 DPRD provinsi Sulawesi Utara mengundang PT Pertamina Persero, Kapolda Sulawesi Utara dan Biro Perekonomian provinsi Sulawesi Utara untuk membahas mengapa solar dan pertalite itu hilang di hampir semua SPBU di provinsi Sulawesi Utara untuk membahas mengapa solar dan pertalite itu hilang, hampir di setiap SPBU yang ada di provinsi Sulawesi Utara. Dampaknya, terjadi panjangnya antrian di SPBU, yang akhirnya menyusahkan pihak kepolisian di ,” tegas Tuuk
Di rapat waktu itu lanjut Tuuk, dihadiri langsung pimpinan PT. Pertamina, perwakilan Polda Sulut yakni Wakil Dirreskrimsus penjelasan dari pertamina bahwa supply BBM di Sulawesi Utara tidak dikurangi dan tidak ditambah.
“Artinya, supplynya tetap. Jika dibandingkan waktu saudara-saudara kita umat muslim ibadah puasa dan lebaran, dimana permintaan dan aktifitas masyarakat naik supplynya sama tetapi ketersediaan di SPBU masih ada.
“Tetapi hari ini, boleh dikatakan aktifitas masyarakat normal, kami tanya kepada pertamina apa yang menyebabkan sampai BBM ini berkurang, jawaban dari pertamina adalah karena adanya panic buying,” ujar Tuuk dengan nada keras.
Tuuk berpendapat pengertian panic buying yang disebut pihak pertamina adalah penimbunan. Ungkap Tuuk, saat RDP berlangsung dirinya melontarkan pertanyaan kepada PT.Pertamina siapa yang melakukan panic buying atau penimbunan BBM jawab PT.Pertamina para sopir truck. Didesak Tuuk siapa saja sopir truck yang dimaksud pihak PT. Pertamina tidak bisa memberikan keterangan secara detail.
Hingga kini setelah dilakukannya RDP waktu lalu, apa yang disampaikan pimpinan PT.Pertamina bahwa stock BBM tercukupi di Sulut tidak terbukti. “Tidak ada dampak keberadaan BBB subsidi yang di sebut dengan geo solar dan pertalite, tetap masih susah,” kata Tuuk. Jika sampai tanggal 1 Juli 2024 PT.Pertamina belum bisa menstabilkan supply solar maka mengerahkan seluruh sopir truck di Sulut untuk menutup akses jalan.
“Sebagai protes kita kepada negara. Negara tidak bisa memberikan jaminan. Solar subsidi, BBM subsidi diberikan kepada rakyat, bukan kepada oknum-oknum. Kami hanya bisa melakukan ini, kalau lembaga yang terhormat ini pertamina tidak bisa menstabilkan kemudian pihak kepolisian tidak bisa menjaga marwa rakyat yang dijamin oleh Undang-Undang, kepada siapa lagi kami akan mengadu?,” tandas Tuuk.
(Gama)