MINUT–Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Wilayah Teritorial (Wilter) Sulut pada besok hari Rabu 26 Februari 2020 bakal melakukan audiens bersama perusahan ritel. Hal ini dilakukan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang bergelut di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di daerah tersebut.
Ketua GMBI Wilter Sulut Howard Hendrik Marius, menilai saat ini semakin banyaknya perusahaan ritel membuat pendapatan pengusaha UMKM di Minut semakin menurun.
“Saya tegaskan disini kami tidak anti investor, namun harus menilai dari sisi kesejahtraan para masyarakat yang bergelut dunia UMKM,” tegasnya.
Howard meminta, agar pihak perusahaan ritel modern untuk mencari jalan alternatif dengan menyediakan modal bantuan bagi warung tradisional yang kalah bersaing dengan toko modern.
“UMKM yang di maksud berupa home industri yang dijalankan oleh masyarakat saat ini namun tidak berjalan dengan baik dikarenakan modal dan konsumen terbatas. Seharusnya ada langkah dari perusahan ritel modern untuk membantu mereka,” jelasnya.
Howard mencotohkan perusahan UMKM , khusunya warong tradisional kebanyakan gulung tikar dikarenakan adanya perusahaan ritel.
“Mereka (Pengusaha UMKM-red) mengantungkan kelangsungan hidupnya di usaha tersebut. Seharusnya toko membantu merekomendasikan hasil UMKM dipasarkan di toko sehingga usaha mereka tidak mati,” ujar Marius.
Howard berharap adanya keadilan dari perusahaan ritel dalam mengakomodir UMKM untuk di pasarkan di toko modern.
“Yang pasti ketika audiens besok, kami akan meminta jalan keluar kepada perusahaan ritel dengan mengakomodir pengusaha UMKM yang berada di Kabupaten Minut,” tendasnya.
Terpisah, beberapa masyarakat menyambut baik adanya gerakan yang dilakukan GMBI Wilter Sulut dalam memperjuangkan hak masyarakat yang bergelut di UMKM.
“Kami sangat mendukung sikap yang dilakukan GMBI Sulut. Apalagi ini untuk masyarakat Kabupaten Minut,” kunci Aneta salah satu masyarakat Minut. (Rivo)