JAKARTA– Menteri dan Wakil Menteri Perdagangan RI, menerima audiensi para pengusaha sawit melalui saluran virtual, Rabu (5/08/2020).
Pada acara itu, Menteri dan Wakil Menteri Perdagangan bertemu para pejabat lintas kementerian dan Lembaga dengan para pengusaha untuk berbicara mengenai tantangan perdagangan sawit Indonesia saat ini dan di masa depan.
Menurut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, diperlukan sinergi yang lebih kuat antara stakeholder sawit Indonesia di tengah berbagai macam serangan khususnya dari Uni Eropa.
Menurut prediksi Kemendag, serangan itu akan makin sistematis dengan menyasar semua aspek. Pada waktu yang lalu, serangan terhadap sawit berkisar pada dampak ekologis dan sosiologis. Saat ini, serangan mulai menyasar aspek yang lebih pribadi yaitu, aspek Kesehatan.
“Kampanye negative yang dimunculkan adalah produk sawit menyebabkan berbagai macam penyakit,” kata Mendag Agus.
Lanjutnya, meskipun saat ini belum ada larangan medis terhadap produk sawit, tetapi kampanye kencang terhadap hal itu sudah lama dirasakan. Untuk itu, menurut Mendag, diperlukan kontra wacana yang lebih efektif.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menghendaki implementasi yang lebih konkret. Menurutnya, perlu ada sebuah tim khusus yang melibatkan pemerintah dan pengusaha untuk isu-isu sawit.
“ Kita sudah lama tahu masalahnya ada di mana. Yang kita perlukan sekarang adalah solusi konkret. Kita ingin yang implementatif dan terarah. Mari bentuk satu tim khusus dimana kita bisa bicara dan merencanakan apa yang harus kita lakukan dan bagaimana melakukannya.” Kata Wamendag.
Tim itu rencananya akan diinisiasi Kemendag sebagai leading institution untuk proses penyelesaian perjanjian perdagangan internasional, termasuk di dalamnya isu sengketa kelapa sawit di forum WTO.
Wamendag sendiri menekankan pentingnya kinerja yang saling mendukung antara diplomasi dan kampanye positif sawit.
“Jadi keduanya tidak terpisahkan. Diplomasi tidak akan berjalan seperti yang kita harapkan tanpa ada argument yang kuat. Nah, argumen itu harus kita bangun melalui kampanye wacana baik secara akademis, medis, sosiologis dan lain-lain. Intinya kita harus punya argument dan kontra wacana yang baik agar bisa berdiplomasi secara efektif,” jelas Wamendag Jerry.
Para pengusaha yang hadir dalam pertemuan itu menyambut baik keinginan Kementerian Perdagangan. Komisaris Wilmar Tumanggor misalnya mengatakan bahwa pengusaha siap mendukung rencana itu. Menurutnya, industry kelapa sawit merasakan dampak dari diskriminasi oleh Uni Eropa dan perlu diambil Tindakan Bersama untuk melawannya.
Baik para pejabat kementerian dan Lembaga maupun pengusaha yang hadir sepakat bahwa sector industry kelapa sawit perlu perbaikan dalam tata Kelola isu maupun tata Kelola industrinya. Keduanya diharapkan berjalan beriringan.
“Kita ingin agar industri kelapa sawit kita makin ramah lingkungan dan makin menyejahterakan rakyat. Untuk itu kita terus memperbaiki tata Kelola Bersama dengan kementerian lain seperti kementan dan KLHK. Tetapi kita juga harus melihat dari perspektif ekonomi politik bahwa isu sawit bukan semata-mata soal ekologi dan sosiologi tetapi tentu berkaitan kepentingan ekonomi dan politik. Karena itu solusi untuk keduanya berjalan beriringan,” tutup Jerry.
Kesepakatan Pengusaha dan Pemerintah itu dipandang sebagai titik tolak penting untuk menjalin koordinasi dan kepercayaan antar keduanya. Dalam pandangan Wamendag, masing-masing pihak punya pekerjaan rumah masing-masing tetapi juga punya PR Bersama. Melalui tim itu diharapkan masalah-masalah yang terjadi bisa diselesaikan.
“Pemerintah mendukung keinginan pengusaha dan kesejahteraan masyarakat. Demikian juga pengusaha, bisa mendukung upaya pemerintah. Yang diperlukan sebenarnya adalah makin kuatnya saling percaya itu.” Kata Wamendag di akhir acara.
(YMP)