JAKARTA, Manadosulutnews – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan bahwa potensi ekspor pangan kita sangat melimpah. Hal ini dikatakannya ketika memberikan sambutan pada Webinar “Inovasi Pangan Nasional” yang diadakan oleh Accelerice Indonesia, Senin (24/08/20).
Webinar itu juga menghadirkan William Wongso, Prof F.G. Winarno, Ravindra Airlangga, dan Leonard Theosabrata Sebagai pembicara.
Menurut Jerry, jenis pangan Indonesia sangat beragam mulai dari padi-padian, ikan, kacang-kacangan hingga sagu-saguan.
“Sangat banyak sekali jenis bahan pangan yang kita hasilkan. Semuanya bisa saja di ekspor. Jadi bukan hanya terbatas pada mie instan, kakao atau kopi, tetapi semua produk pangan bisa saja diekspor,” kata Jerry.
Kuncinya, menurut Wamen Millenial itu adalah inovasi dalam semua aspek baik pengolahan, pemasaran, kemasan dan sebagainya. Dalam pengolahan, sebuah produk harus mengikuti standard-standar yang diterapkan oleh negara sasaran ekspor. Sebuah negara bisa saja menetapkan standar kesehatan, ekologis dan sebagainya yang harus dipenuhi oleh pengimpor.
Dalam pemasaran, pendekatan-pendekatan marketing harus dilakukan secara komprehensif mulai dari pameran, business matching, iklan dan seterusnya. Dalam pengemasan juga harus bisa memenuhi standard dan ekspektasi konsumen agar menarik serta meningkatkan nilai tambah.
Jerry mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan memberikan fasilitasi bagi inovasi-inovasi dalam pengembangan produk ekspor.
“Sesuai dengan tupoksi kami, bahwa dalam hal ekspor kita ini ada di hulu. Untuk produksi atau di hulu, ada di kementerian lain seperti kementerian perindustrian, pertanian, kemenkopUKM dan sebagainya. Kami memberikan fasilitasi dalam pemasaran dan kemudahan-kemudahan perdagangan lainnya,” tambah mantan anggota Komisi I tersebut.
Dikatakannya pula, bahwa yang tidak boleh dilupakan adalah adanya perjanjian perdagangan dalam menunjang ekspor produk pangan.
“Perjanjian perdagangan itu penting sekali dalam memperluas akses produk-produk Indonesia, termasuk produk pangan, baik yang mentah maupun sudah olahan. Dengan perjanjian perdagangan tarif masuk produk dari Indonesia akan diberikan keringanan atau bahkan bisa nol persen. Nah dari situ secara harga kita bersaing,” jelasnya.
Menurut Jerry, sudah banyak perjanjian perjanjian perdagangan yang diselesaikan. Oleh karena itu ia berharap para produsen Indonesia memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang dihasilkan dari perjanjian perdagangan itu. Tanpa pemanfaatan yang optimal maka perjanjian perdagangan tidak akan memberikan manfaat nyata bagi produk Indonesia.
(YMP)