Manado, Manadosulutnews – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Dr. Jerry Sambuaga meninjau Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Silo, di Desa Kapitu, Kecamatan Amurang Barat, Minahasa Selatan, Selasa (29/06/2021).
Dalam kunjungan ke SRG tersebut, Wamendag didampingi Wakil Bupati Minahasa Selatan, Petra Yani Rembang; Wakapolres Minsel Kompol Farly Rewur SH, MM; Dandim Minahasa Letkol Inf. Helbert Andi Sinaga, SIP dan Kadis Perdagangan Adrian Sumuweng, SP, MSi.
Saat tiba dilokasi SRG, Wamendag menyesalkan saat didapati gudang tersebut sudah dibiarkan terbengkalai selama bertahun-tahun. Bahkan diketahui SRG ini sudah dibangun sejak tahun 2009, namun belum pernah dioperasikan.
“Sangat disayangkan kalau SRG tidak difungsikan karena gudang tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Wamendag seraya menambahkan meminta Pemkab Minahasa Selatan untuk memfungsikan kembali setelah gudang yang digunakan untuk menyimpan komoditas pangan jagung itu tidak beroperasi atau vakum.
Dikatakan, kedatangannya ke Minahasa Selatan untuk melihat lokasi gudang dan memastikan pemanfaatannya ke depan agar berjalan maksimal karena barang-barang komoditas petani bisa disimpan di SRG. “SRG merupakan instrumen tunda jual, sehingga kalau harga turun, petani bisa menyimpan hasil panennya di SRG selama beberapa bulan, dan komoditas itu akan dijual ketika harga naik,” tuturnya.
Gudang SRG Silo di Kab. Minahasa Selatan, Sulawesi Utara merupakan gudang milik Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Selatan yang dibangun oleh Pemerintah Pusat cq. Kementerian Perdagangan melalui Dana Stimulus Fiskal Tahun Anggaran 2009. Hingga saat ini, Gudang SRG belum dimanfaatkan karena Pemda mengalami kesulitan dalam mencari calon pengelola gudang yang memenuhi persyaratan. Kondisi gudang SRG saat ini terlantar dan perlu adanya perbaikan.
Wamendag menekankan pentingnya peran para Kepala Daerah dan Pemerintah Daerah dalam pnegelolaan gudang SRG. Apalagi menurutnya, skema resi gudang bisa membantu petani untuk mendapatkan harga tawar yang lebih baik dan jaminan penyerapan pasar. Apalagi jagung di Kabupaten Minahasa Selatan menjadi komoditas daerah dengan keunggulan komparatif yang harus benar-benar diperhatikan.
Maka, lanjutnya Kemendag pun membuat skema resi gudang untuk menyerap produk hasil pertanian ini. Kelebihan produk tersebut akhirnya dibeli pemerintah dan selanjutnya disimpan di gudang. Sehingga, petani bisa menikmati hasil panen dan roda ekonomi di masyarakat tetap berputar.
Selain itu, SRG menjadi solusi bagi petani dalam mengatasi musim panen. Dengan adanya SRG, petani tidak harus segera menjual hasil panen karena dapat menyimpan hasil panennya di gudang. SRG ini salah satu solusi untuk mengatasi harga jual.
“SRG berpotensi menjadi instrumen dalam mendukung pengendalian ketersediaan stok dan stabilitas harga komoditas pangan. Sebab, SRG dapat menjadi alternatif instrument dalam mendukung tata niaga dan distribusi,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Bupati Minahasa Selatan, Petra mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan OPD terkait untuk kembali menghidupkan SRG yang mangkrak beberapa tahun itu.
Keluhan petani ketiadaan gudang menyebabkan mereka dalam kendali tengkulak seperti keluhan para petani jagung, sehingga hal itu merupakan kesempatan untuk memanfaatkan SRG dengan maksimal. Tidak hanya jagung lanjut dia, karena banyak komoditas pertanian dan perkebunan lainnya bisa disimpan di SRG.
“Kami berharap Kemendag juga bisa memfasilitasi penambahan luas gudang karena kapasitas 400 ton tersebut tidak akan cukup menampung komoditas seluruh petani di Minahasa Selatan. Selain kendala pembiayaan juga manajmen pengelolaan” pintanya.
(Stev/KemendagRI)