Manado, Manadosulutnews – Ketika berkunjung di Kota Manado tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi pusat-pusat jajanan kuliner dan souvernir yang ada di Ibu Kota Sulawesi Utara (Sulut) ini.
Salah satu tempat jajanan kuliner yang wajib dikunjungi yaitu Christine Klappertaart yang berlokasi di Jalan BW Lapian No.32a Tikala Kumaraka, Kota Manado.
Di tempat ini, para pengunjung akan disuguhkan dengan aneka souvenir dan jajanan khas Sulut, mulai dari sambal roa, abon cakalang, kacang-kacangan, keripik, kue-kue tradisional serta banyak lagi penganan yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Sesuai dengan namanya, tentunya primadona di tempat ini adalah Kue Klappertaart. Apalagi Christin Klappertaart yang menjadi buruan para wisatawan ini, sudah megantongi sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pemilik Christine Klappertaart, Elsje Crestine Sumangkut mengatakan, demi kepuasan pembeli pihaknya berinovasi dengan menambah varian rasa Klappertaart miliknya.
“Christin Klappertaart kini memiliki 10 varian rasa, yakni, rasa original (Rum), original (No Rum), chocolate, cheese, blueberry, strawberry, nutela, cappucino, mathca (greentea), dan durian dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 225 ribu, tergantung ukuran yang diinginkan,” jelas Crestine saat ditemui sejumlah wartawan di tempat usaha miliknya, Selasa (05/10/2021).
Lebih lanjut dikatakan Crestine,
sebelum dilanda pandemi Covid-19, dalam sehari dia bisa menghabiskan sekitar 500 butir kelapa muda untuk diolah manjadi Klappertaart.
“Sebelum pandemi biasanya sekitar 500 butir kelapa perhari, setelah di awal pandemi hanya sekitar 50 butir. Namun bersyukur kepada Tuhan untuk saat ini penjualan sudah mulai membaik, sudah sekitar 150 hingga 200 butir setiap harinya,” papar wanita kelahiran Banjarmasin, 24 Mei 1968 ini.
Dalam pertemuan singkat ini, Crestine juga sedikit bercerita tentang perjuangannya dalam membangun Christine Klappertaart yang tentunya tidak segampang membalikan telapak tangan. Namun, dengan doa dan kerja keras, dia tetap bertahan menjalankan usaha yang dirintisnya bersama suami sejak tahun 2012 ini.
“Saat dimulai dari Tahun 2012, tentunya banyak rintangan yang dilalui, tapi itu tidak mematahkan semangat saya, karena saya selalu bersandar dan berdoa kepada Tuhan dan tentunya diikuti dengan keuletan, semagat dan kerja keras,” ungkap istri Kissly Tulangouw ini.
Menariknya, dibalik kesuksesan yang diraih, Crestine membeberkan usaha ini benar-benar dimulai dari awal. Bahkan dikatakan Crestine, saat memulai usahanya dia pernah berjualan kue di pasar tradisional.
“Di awal karir, saya dulu pernah berjualan pakaian bekas, bahkan pernah berjualan kue tradisional di pasar untuk membiayai kuliah saya hingga selesai,” ungkap alumni Stiepar Manado lulusan tahun 1991 ini.
Berkaca dari pengalamanya itu, saat ini Crestine menggandeng beberapa pelaku UMKM yang ada di Kota Manado untuk memasarkan produk mereka di tempat usahanya. Hal ini juga sebagai bentuk dukungannya kepada rekan-rekan pelaku UMKM yang sedang merintis usaha.
Diketahui, selain di Tikala, Christine Klappertaart juga memiliki gerai lainnya yang berada di Jalan Yos Sudarso, Kairagi Kota Manado. Selain itu, nama Christine Klappertaart juga sudah dikenal hingga ke benua Asia dan Eropa.
(Stev)