Manado, Manadosulutnews – Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Manado terus berupayah dalam menciptakan kesejahteraan dan kenyamanan antara karyawan dan pedagang pasar sebagai mitra, dengan melakukan pembenahan di sistem manajemen.
Hal ini dikatakan Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Kota Manado, dr Roland Roeroe saat menghadiri dialog bersama pedagang dan Lembaga Pemberdayaan Pedagang Mandiri (LP2M) dengan tema ‘Implementasi Kemitraan Pedagang dan PD Pasar Dalam Mewujudkan Kesetaraan Karyawan Serta Pemberdayaan Pedagang’, bertempat di Pasar Bersehati Manado, Rabu (17/11/2021).
“Untuk mengadakan suatu perubahan besar, kita sementara mereformasi manajemen PD Pasar dengan mengganti budaya-budaya lama. Budaya ini adalah kebiasaan yang diulang-ulang, untuk mengganti budaya itu butuh proses dan tahapan,” ujar Roeroe.
Karena menurut Roeroe, setelah dilantik, pihaknya menemukan banyak sekali permasalahan yang harus dibenahi dalam internal perusahaan ini, terutama segi managerial dari direksi yang lalu.
“Kami sementara melakukan pembenahan di rumah manajemen PD Pasar sendiri, yang pertama dengan membangun kesadaran terhadap karyawan PD Pasar sendiri bahwa kalau tidak ada pedagang dia tidak akan digaji. Kedua, cara penertiban PD Pasar yang humanis,” ujar Roeroe.
Roeroe juga menegaskan di masa kepemimpinannya, dia ingin meluruskan keberadaan PD pasar yang dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sehingga menurut dia, tidak ada lagi perusahaan-perusahaan bayangan di PD Pasar.
“Tidak ada kartel-kartel, raja-raja kecil saya akan basmi. Saya tidak takut untuk membasmi kartel. Karena, selama saya berada di jalan yang benar dan berniat lurus, pasti akan dibukakan jalan, pasti akan ada perlindungan dari Tuhan Yang Maha esa,” tegasnya.
Dilain sisi, Roeroe mengatakan, setelah dilakukannya pembenahan di internal PD Pasar. Diharapkan kedepan, para pedagang juga harus menopang seluruh program dari PD Pasar dengan mengikuti seluruh kesepakatan-kesepakatan yang berlaku.
“Pedagang juga stop memberikan suap kepada petugas pasar serta stop tipu-tipu kepada pembeli dengan timbangan khusus. Maka akan tercipta kenyamanan antara pedagang dan pembeli,” tegas Roeroe.
“Jadi kalau kita ingin bersih, kita bersihkan diri semua. Karena kalau hanya karyawan yang bersih tapi pedagang tidak bersih itu percuma, begitu juga sebaliknya,” tambahnya.
Lanjut, Roeroe juga menyampaikan visi Walikota dan Wakil Walikota Manado, Andrei Angouw dan Richard Sualang (AARS) adalah untuk menciptakan pasar profesional dengan mendatangkan kenyamanan bagi penjual, pedagang maupun pembeli. Serta program andalan PD Pasar yaitu revolusi mental.
“Revolusi mental sementara dilakukan dan digalakan selama 6 bulan di PD Pasar. Sekarang, saya ingin menuntut revolusi mental di pedagang, percuma revolusi mental cuma ada di PD Pasar kalau pedagang tidak. Kita akan memasuki era baru, kita posisikan pedagang dan PD Pasar betul-betul menjadi Mitra, duduk sama rata berdiri sama tinggi,” paparnya.
Lebih lanjut lagi dikatakan Roeroe, dengan adanya dialog seperti ini, merupakan bentuk kehadiran PD Pasar di tengah-tengah pedagang. Agar kedepannya, pedagang semakin hari akan semakin naik kelas dan makmur.
“Saya ingin rutin dekatkan diri dengan pedagang, supaya pedagang-pedagang ini ada motivasi, sehingga yang diuntungkan adalah Kota Manado, kalau pedagang maju, ekonomi Manado makin kuat, tapi kalau pedagang makin miskin berarti tandanya ekonomi Kota Manado makin jatuh,” jelasnya.
Turut hadir dalam kegiatan dialog, Staf khusus Gubernur, Makmun Djaafara, Staf khusus Walikota Manado, Nur Rasyid Abdurahman, Dewan Pendiri LP2M, Noho Poiyo dan Ketua LP2M Arifin Akolo, serta perwakilan pedagang.
(Stev)