MANADO, MSN – Peristiwa pembakaran kitab suci Al-Quran yang terjadi di negara Swedia yang dilakukan saat perayaan Idul Adha 29 Juni 2023 lalu, menuai kecaman dari seluruh dunia, termasuk Indonesia dan negara negara muslim besar di dunia.
Bahkan, aksi yang dinilai merupakan suatu bentuk tindakan provokasi tersebut mendapat kecaman dari agama lain, seperti pemeluk agama Kristen.
Seperti yang disampaikan kepada media ini, Senin (10/7/23) siang, legislator Sulut Ir. Julius Jems Tuuk yang notabenenya merupakan pemeluk agama kristen dan pernah meraih legislator terbaik dari Forum Wartawan DPRD Sulut periode 2014-2019 ini ikut mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al-Quran di Swedia tersebut.
“Bahwa pembakaran kitab suci Al-Quran merupakan penghinaan. Bukan saja kepada umat muslim, tetapi kepada semua umat beragama,” tegas Tuuk.
Untuk itu, politisi yang dikenal vokal ini mendesak pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia. Menurut Tuuk, jika hal ini dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan aksi yang sama akan terjadi lagi di tempat lain mengingat negara Indonesia merupakan salah satu negara islam terbesar di dunia.
“Saya mendesak Presiden RI Bapak Joko Widodo untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia yang diakibatkan pembakaran kitab suci Al-Quran pada momentum Hari Raya Idhul Adha Juni lalu,” ungkap dia.
Meskipun tidak semua warga Swedia setuju terhadap aksi tersebut menurut dia, sebagai negara yang berdaulat, harusnya Swedia dengan rakyatnya juga harus menghargai keragaman suku, agama, ras dan antar golongan.
“Bahwa di bawah kolong langit ini, saling menghargai, menghormati dan mengasihi adalah mutlak dan wajib dimiliki umat manusia. Tidak ada hukum yang melarang semuanya ini, sebab bersifat universal,” tukasnya.
Diketahui, aksi pembakaran Al-Qur’an yang terjadi di Swedia ini dilakukan oleh pria asal Irak yang pindah ke Swedia, bernama Salwan Momika, yang dilakukan atas nama kebebasan berpendapat dan berekspresi.
(Gama)