JAKARTA, MSN – Kementerian Perdagangan menunjukkan keberpihakannya kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui berbagai cara.
Salah satunya berwujud perjanjian dagang dengan negara lain, seperti dengan Australia dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam gelar wicara Sampoerna Festival UMKM 2.0 Tahun 2023 di Sampoerna Strategic Square, Kamis (24/08/2023).
“Keberpihakan pemerintah terhadap UMKM ditunjukkan dengan perjanjian dagang internasional. Misalnya ke Australia dalam RCEP. Sebanyak 7 ribu produk Indonesia bebas bea masuk saat diekspor ke Australia. RCEP, bukan main-main, adalah blok perdagangan terbesar kedua setelah World Trade Organization (WTO) karena terdiri dari 10 negara ASEAN dan negara mitra, yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru,” ungkap Wamendag Jerry.
Pemerintah berpihak dan memfasilitasi UMKM. Belum lama ini, Wamendag Jerry menyebutkan, ASEAN meluncurkan ASEAN Tariff Finder di Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (19/8) di sela-sela Pertemuan ke-55 Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM Meeting).
“Dengan mengakses tariff-finder.asean.org, pelaku UMKM dapat memperoleh informasi yang akurat dan terbaru mengenai peraturan bea cukai dan perdagangan, aturan asal barang, dan persyaratan akses pasar. Sangat mudah dan murah,” terang Wamendag Jerry.
Lebih lanjut, ASEAN Tariff Finder adalah platform daring yang dirancang untuk mendukung para pelaku usaha untuk memaksimalkan manfaat dari Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) yang telah disepakati atau ditingkatkan.
Hal ini termasuk ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA), FTA ASEAN+1, RCEP, dan FTA bilateral. ASEAN Tariff Finder siap mendukung pengguna yang ingin menjelajahi pasar di lebih dari 160 negara.
Di gelaran tersebut, juga disahkan sejumlah inisiatif dan kerangka untuk memudahkan perdagangan lintas batas di ASEAN. Artinya, memudahkan permodalan, akses pasar, dan pembayaran.
Wamendag Jerry mencontohkan, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Bank Indonesia yang kemudian menggandeng bank sentral negara anggota ASEAN.
“Saat ini, kita dapat menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) saat pembayaran Bangkok dan sebaliknya. Langsung terkonversi tanpa repot-repot menukar uang. Hal ini menggairahkan transaksi kita di luar negeri dan bahkan dapat menguatkan mata uang di ASEAN alih-alih dolar Amerika Serikat. Begitu pula di Malaysia dan menyusul di Singapura,” kata Wamendag Jerry.
Di luar negeri, imbuh Wamendag Jerry, terdapat 46 Perwakilan Perdagangan (Perwadag) yang siap membantu pelaku usaha untuk memasarkan produknya. Mereka bukan berjualan secara langsung, tapi dengan informasi dan fasilitasi.
Perwadag dapat memberikan informasi pasar, seperti karakteristik masyarakat atau spesifikasi produk yang dibutuhkan; memfasilitasi pertemuan dengan pelaku usaha setempat dan keikutsertaan di pameran.
Pada kesempatan tersebut, Wamendag Jerry juga mendorong UMKM untuk terus berinovasi. Kementerian Perdagangan siap mengkurasi produk dan memberi pendampingan hingga siap ekspor.
“Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) menyelenggarakan sejumlah pendidikan dan pelatihan berlokasi di kantornya di bilangan Grogol. Selain itu, PPEJP juga menggelar program pendampingan ekspor (Export Coaching Program/ECP) di 12 provinsi di Indonesia. Mereka akan mendampingi 30 pelaku usaha di setiap wilayah melalui proses seleksi dan verifikasi. Pelaku usaha yang terpilih akan mendapatkan pendampingan selama 1 tahun,” urai Wamendag Jerry.
Kementerian Perdagangan juga mendukung dari sisi promosi, seperti program Promosi Pangan Sehat Nusantara dan UMKM Pangan Award. Dari sisi peningkatan penggunaan produk dalam negeri, Kementerian Perdagangan juga aktif menggenjot kampanye Bangga Buatan Indonesia.
Di penghujung acara, Wamendag Jerry menceritakan dirinya memakai produk lokal sehari-hari dan mendorong seluruh peserta gelar wicara untuk juga mengenakan dan menggunakan produk lokal.
(Stev/KemendagRI)