JAKARTA, MSN – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga terus menunjukkan sinarnya. Pejabat milenial asal Sulawesi Utara (Sulut) itu tampil meyakinkan saat menjadi pemateri di sesi pertama ASEAN Business Advisory Council (BAC) Fintech Rountable Luncheon di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (06/09/2023).
Dalam rangkaian KTT ASEAN 2023, ini kali ketiga Jerry didapuk sebagai pemateri. Di kesempatan kali ini, Jerry menyampaikan perlunya teknologi finansial (tekfin) dalam mempromosikan inklusivitas ASEAN.
Bahasan tersebut sesuai tema ASEAN Centrality: Innovating towards Greater Inclusivity. Sesi pertama berfokus pada peran teknologi finansial (tekfin) dalam mempromosikan inklusivitas di ASEAN.
“Mengenai tekfin ini, pemerintah perlu membangun keseimbangan yang tepat antara inovasi dan perlindungan konsumen untuk membangun inklusivitas keuangan. Kerangka peraturan harus dibuat untuk memastikan tekfin merupakan inovasi aman dan terjamin bagi semua pengguna,” kata pria yang masuk dalam formasi Bacaleg Partai Golkar untuk DPR RI dari Dapil Sulut ini.
Mantan Paskibraka nasional ini menyebut peraturan ASEAN berperan penting dalam membentuk pertumbuhan dan perkembangan tekfin.
“Peraturan diperlukan untuk melindungi konsumen dan menjamin stabilitas. Hal itu penting untuk mencapai keseimbangan antara inovasi dan perlindungan konsumen,” ujar mantan Ketua Umum Ikatan Pemuda Mahasiswa Minahasa di Jakarta ini.
Menurutnya, kerangka peraturan yang mendukung inovasi tekfin sekaligus menjaga konsumen diperlukan untuk mempromosikan inklusivitas di kawasan ASEAN.
“Ini membutuhkan kolaborasi antarpemangku kepentingan untuk menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi dan mempromosikan inklusi keuangan,” ucap Wakil Ketua Umum DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP) ini.
Usai jadi pemateri, Jerry yang ditemui wartawan juga menyampaikan hasil pertemuan Dewan Ekonomi ASEAN yang baru saja dihadirinya.
Salah satunya adalah peluncuran Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (ASEAN Digital Economy Framework Agreement/DEFA) yang ditargetkan tahun ini dilaksanakan.
Jerry percaya digitalisasi ini akan mempermudah dan memfasilitasi perdagangan barang, jasa, maupun investasi di ASEAN.
“Sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, digitalisasi menjadi salah satu hal yang mendapatkan perhatian untuk dapat dikembangkan, khususnya di ASEAN dan dilakukan secara kolektif. Seluruh negara anggota ASEAN harus menunjukkan keberpihakkanny untuk program ini,” kata doktor ilmu politik termuda dari Universitas Indonesia ini.
Dalam konteks digitalisasi dan tekfin ini, salah satu yang sudah dilakukan Indonesia adalah meningkatkan praktik dan penggunaan pembayaran digital saat bertransaksi.
Pembayaran digital itu melalui kode QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Pembayaran dengan kode ini sudah bisa diterapkan di Thailand dan Malaysia serta terus diupayakan di negara ASEAN lainnya.
“Indonesia saat ini menggencarkan digitalisasi pembayaran, akses terhadap lokapasar (marketplace), dan lain sebagainya. Kementerian Perdagangan tentunya siap mendukung langkah-langkah lanjutannya nanti,” kata Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Sulut ini.
(**/Stev)