MINSEL, MSN – Bupati Minahasa Selatan, Franky Donny Wongkar (FDW) melaunching Si Pak Tani (Sistem Informasi Perkembangan Komoditi Pertanian) di Kabupaten Minahasa Selatan.
Kegiatan yang digelar di Desa Pontak, Kecamatan Ranoyapo, pada Sabtu (03/08) ini juga dirangkaikan dengan Kegiatan Penanaman Padi Sawah, Pembukaan Sekolah Lapang Tematik Petani dan Penyerahan Bantuan Pertanian.
Sekolah Lapang merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilakukan di lapangan, yakni dilaksanakan di lahan petani peserta Sekolah Lapang dalam upaya peningkatan produksi padi.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali potensi, menyusun identifikasi dan mengatasi permasalahan, serta menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumber daya yang ada secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Sehingga, usaha tani diharapkan bisa lebih efisiensi, produktivitas tinggi dan berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi langkah lanjutan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan melalui Dinas Pertanian dalam menghadapi situasi dunia dan nasional yang diperkirakan mengalami tren perlambatan ekonomi global akibat dinamika kebijakan meneter, Inflasi, Perubahan Iklim dan sebagainya.
Kegiatan tersebut juga dalam rangka menunjang program pemerintah dibidang pertanian yaitu “Marijo Ba Tanam”. Sekolah Lapang Petani dan Si Pak Tani bertujuan untuk menghasilkan Sumber Makanan Pokok untuk memenuhi Kebutuhan pangan masyarakat, menekan angka inflasi khususnya pada komoditas beras dan cabe, mendapatkan informasi tentang perkembangan harga komoditi Pertanian di kabupaten minahasa selatan juga dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian lewat bantuan sarana dan prasarana pertanian.
Bupati FDW dalam sambutannya merasa sangat bersyukur karena masyarakat yang ada di Kecamatan Ranoyapo, Khususnya di Desa Pontak boleh menanam padi di sawah milik petani.
“Karena kita tahu bersama bahwa di Kabupaten Minahasa Selatan Konsumsi beras lebih besar daripada produksi beras sehingga kami membeli beras itu dari Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, dan untuk Beras cadangan pemerintah yang diberikan pada masyarakat penerima BCP adalah beras dari Vietnam. Olehnya ini menjadi pekerjaan kita bersama,” ucap Bupati.
“Dan terkait irigasi Kami akan Fasilitasi dan untuk tahun ini ada 4 lokasi Irigasi termasuk di Kecamatan Ranoyapo, telah dimintakan kepada TAPD untuk tahun 2025 kita menganggarkan untuk pertanian dalam rangka kita mengantisipasi masalah pangan yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan,” sambung Bupati FDW.
Lebih lanjut disampaikan Bupati FDW, lewat kegiatan ini kiranya dapat mendorong dan memotivasi para petani pemilik sawah untuk tetap menanam padi karena di beberapa lokasi sawah telah mengalihkan tanaman mereka dengan komoditi jenis lain.
“Semoga lewat kegiatan ini para petani pemilik sawah dapat kembali menanam padi karena konsumsi beras lebih tinggi daripada produksi dan kami menyadari ini adalah kebutuhan dari masyarakat dan kami juga mendorong kepada masyarakat untuk mengkonsumsi makanan pendamping beras seperti ubi, jagung, pisang dan sukun agar supaya dapan mengurangi tingginya konsumsi eras,” imbuh Bupati FDW.
Turut hadir dalam Kesempatan, Forkopimda Kabupaten Minahasa Selatan, Kepala Balai Pelatihan Teknis Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, Roin Saroinsong, Staf Khusus Bupati Minahasa Selatan, para Ketua Kelompok Tani dan Anggota serta para Petani Penerima Manfaat.
Sementara Bupati FDW didampingi Kepala Dinas Pertanian bersama Jajaran, Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Pangan, Kepala Dinas Kominfo, Camat Ranoyapo serta Hukum Tua se-Kecamatan Ranoyapo.
(Stev/Gy KominfoMS)