MITRA, MSN – Kawasan Wisata Ground Selet Gunung Soputan (Rabu, 26/11) dipenuhi irama dan warna budaya, setelah Wakil Bupati Minahasa Tenggara Fredy Tuda membuka Festival Budaya Tambanas Suku Tounsawang yang diadakan untuk pertama kalinya.

Acara yang gagas oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Minahasa Tenggara, melalui ormas adat manguni “Mahasiow” sebagai upaya menyelamatkan warisan adat sub-etnis Tounsawang langsung menyita perhatian.
Dalam sambutannya, Fredy Tuda mengajak masyarakat untuk tidak biarkan budaya leluhur hilang.

“Kami penuh dukungan! Melestarikan budaya bukan cuma soal sejarah, tapi juga cara menarik wisatawan ke Minahasa Tenggara,” tegas Wabub yang disambut antusias.
Di kegiatan tersebut, Para penonton disuguhkan pertunjukan seru: 3 tarian adat Tounsawang yang penuh makna, penampilan juara 1 tembang bahasa Tounsawang tingkat provinsi Velove Peleng, dan juara 1 mendongeng bahasa tingkat provinsi Kenichi Gumolili serta musik Kolintang yang sukses bikin penonton terhanyut.

Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Minahasa Tenggara, Nancy Lendombela. Melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Serly Mamahit, mengungkapkan festival ini didukung bantuan Kementerian Pariwisata melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 17 Sulutengo – untuk perorangan, ormas adat, dan sanggar budaya.

“Di Minahasa Tenggara, dua ormas adat yang dapat bantuan: satu di Bentenan dan Ormas Manguni “Mahasiouw” di Silian Raya,” jelasnya.
Pada penutupan, Mamahit apresiasi kerja keras Ormas Adat Manguni Mahasiow yang bikin festival ini sukses.
“Atas nama Pemerintah Daerah, terima kasih banyak!” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara meriah tersebut antara lain Kepala Dinas Pariwisata Nansy Lendombela, Camat Silian Raya Natalia Tangel, Panglima Ormas Manguni Mahasiow Fian Tangel, seluruh Hukum Tua Silian Raya dan pengurus organisasi adat suku Tounsawang.
(Angki)








































