Manado, Manadosulutnews – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Kota Manado menggelar Rapat Evaluasi Daerah Bertempat di Grand Ballroom Hotel Aryaduta Manado, Rabu (01/12/2021).
Rapat evaluasi ini bertujuan untuk membahas pelaksanaan program kegiatan pengawasan obat dan makanan di daerah, serta peningkatan komitmen pemerintah daerah dan stakeholder dalam implementasi Inpres No 3 tahun 2017 dengan tema “Melalui kolaborasi dan sinergisme kegiatan sebagai upaya peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan dan peningkatan daya saing produk UMKM di Provinsi Sulawesi Utara”.
Kegiatan yang dibuka Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov), Asiano Gemmy Kawatu ini digelar dengan tetap menedepankan Protokol Kesehatan yang tepat.
Dalam arahannya, Sekdaprov mengepresiasi kegiatan yang digelar BBPOM ini. Dia pun mengatakan untuk tidak menciptakan dana baru, karena semua sudah ada dana dimasing-masing Kabupaten/Kota. Maka dari itu dibutuhkan sinergitas antara BBPOM dan Pemerintah Daerah.
“Untuk kegiatan dalam rangka melindungi masyarakat, setiap kabupaten/kota sudah ada dananya, tidak perlu lagi menciptakan dana baru. Marilah kita bersinergi dan berkolaborasi bersama BBPOM dan Pemerintah Daerah agar bisa lebih optimal,” kata Sekdaprov Kawatu.
Kawatu juga menyampaikan pesan Gubernur terkait upayah pemerintah dalam memutus pergerakan Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan (Prokes) dan Vaksinasi.
“Untuk di Sulut sendiri dosis pertamanya sudah di angka seratus sekian persen, tapi dosis kedua sudah ada pada angka tujuh puluhan persen. Secara nasional diinginkan minimal tujuh puluhan persen, Pak Gubernur menargetkan di atas delapan puluh persen,” ungkap Kawatu.
Sementara itu Kepala BBPOM Manado, Dra. Hariani, Apt mengatakan, kegiatan seperti ini merupakan agenda rutin yang digelar BBPOM dalam rangka mengevaluasi seluruh program untuk peningkatan pengawasan di lapangan.
“Kita dalam satu tahun ada program nasional, tapi ada juga kegiatan rutin dari BBPOM di Manado, karena kita itu kerjasamanya bersinergi dengan stakeholder kita yang ada di Pemda Kabupaten/Kota, nah ini hasilnya kita sampaikan, kita berdiskusi kira-kira untuk peningkatan kedepan terkait dengan pengawasan obat dan makanan itu seperti apa,” kata Hariani.
Hariani juga mengatakan, BPOM punya kiat sendiri dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Tapi juga, dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan yang ketat.
“Kalau kami dari sisi Badan POM, kita harus menyiapkan diri untuk mengonsumsi pangan yang bermutu dan bergizi, jadi bukan hanya kenyang tapi juga bergizi, kenapa? Karena Covid ini bisa kita lawan dengan daya tahan imun kita, tapi juga yang tidak kalah penting, walaupun sekarang sudah redah tapi protokol kesehatan itu wajib,” ujarnya.
Lanjut dikatakan Hariani, Jelang hari besar permintaan paling banyak adalah pangan. Jadi nantinya, dipasaran juga BPOM akan melakukan intensifikasi pengawasan pangan.
“Sebetulnya Badan POM bukan hanya karena hari besar saja tunrun, tapi itu rutin dalam setiap bulannya pasti ada itu berkala. Tapi khusus untuk hari besar, karena permintaan pangan itu jauh banyak jadi kita lebih intensif, frekuensinya lebih sering dan jumlahnya lebih banyak,” ungkap Hariani.
Lebih lanjut lagi, Hariani juga mengatakan, Rakor tahunan BBPOM Manado dan Pemerintah daerah di Sulut, harus ada perbaikan sesuai dengan regulasi, karena perizinan tertentu ada di pemerintah daerah, jadi BBPOM menemukan masalah kemudian merekomendasikan tindak lanjutnya seperti apa, maka yang mengawal tindak lanjutnya adalah Pemda, lalu terkait dengan tiga program nasional yang dikaitkan dengan penurunan angka stunting dukung program pemerintah.
“Ternyata di Sulut masih ada angka stunting di beberapa Kabupaten Kota, maka kita bersinergi, cuma saja di BBPOM melakukan langkah memberdayakan masyarakat seperti program gerakan keamanan pangan desa, diharapkan bisa kendalikan keamanan pangannya, kemudian identifikasi potensi, jika ada UMKM yang bisa diangkat agar produknya dikenal dibantu dampingi sampai produksi, izin edar dan bantu pemasaran bersama Perindag supaya ada peningkatan ekonomi keluarga, karena biasanya stunting terjadi sebab perkonomian susah,” pungkasnya.
(Stev)