JAKARTA- Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Manado, Tresje Mokalu, menghadiri kegiatan program Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah di Gelora Bung Karno, Jakarta (15/9/2019) lalu yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK). Peluncuran program tersebut diikuti oleh sekira 1.000 peserta yang berasal dari sejumlah kementerian dan lembaga, organisasi masyarakat, komunitas dan masyarakat umum.
Menurut Mokalu, digelarnya kegiatan ini oleh KHLK RI bertujuan melindungi bumi dari kerusakan akibat pengolahan sampah yang tidak benar.
“Hal ini diungkapkan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati yang mengatakan bahwa gerakan ini bertujuan melindungi bumi dari kerusakan akibat pengolahan sampah yang tidak benar. Beliau juga membeberkan data timbulan sampah secara Nasional sebesar 175.000 ton/hari atau setara 64 juta ton/tahun,” jelas Mokalu, mengutip data yang diungkapkan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, saat kegiatan program Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah.
Dalam kesempatan itu juga Mokalu membeberkan data yang diberikan oleh KHLK RI.
“Data KLHK menunjukkan jumlah timbulan sampah di Indonesia secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun. Komposi sampah tersebut diantaranya sampah organik (sisa makanan dan sisa tumbuhan) sebesar 50 persen, plastik sebesar 15 persen, dan kertas sebesar 10 persen. Sisanya terdiri dari logam, karet, kain, kaca, dan lain-lain,”beber Mokalu.
Lanjutnya, dari total timbulan sampah plastik, yang didaur ulang diperkirakan baru 10-15 persen saja, 60-70 persen ditimbun di TPA, dan 15-30 persen belum terkelola dan terbuang ke lingkungan, terutama ke lingkungan perairan seperti sungai, danau, pantai, dan laut.
“Persoalan lainnya timbul karena tercampurnya sampah organik dan sampah anorganik sehingga menimbulkan kesulitan baru untuk mengelolanya,”jelas Mokalu dalam penjelasannya.
Melihat profil pengelolaan sampah nasional, sumber sampah yang utama dihasilkan dari rumah tangga sebesar 36 persen. Selanjutnya pasar serta perniagaan memberikan kontribusi timbulan sampah sebesar 38 persen dan sisanya 26 persen berasal dari kawasan, perkantoran dan fasilitas publik.
“Öleh karenanya, berkaca dari kegiatan yang digelar oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, sudah sepantasnya kegiatan serupa digelar di Kota Manado, dan harus segera disosialisasikan kepada warga Manado, Sebab Kota Manado bisa dikatakan sudah darurat sampah,”tutup Mokalu.
(Redaksi)