MINUT–Komisoner Bawaslu Minahasa Utara (Minut) Rahman Ismail memberikan pendapat terkait stigma negatif masyarakat pada pasien maupun orang-orang dengan risiko tinggi terpapar COVID-19, seperti pada profesi dokter, perawat, dan keluarga pasien baik masih berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) maupun orang dalam pengawasan (ODP) .
Menurutnya, stigma yang melekat pada seseorang atau kelompok tertentu, seringkali membuat penerima stigma menerima perlakuan diskriminatif dari kelompok mayoritas, sehingga mereka merasa tertolak oleh lingkungannya.
“Akibat merasa ditolak, maka stigma juga dapat berkontribusi terhadap tingginya angka kematian akibat virus corona,” kata Rahman Ismail.
Sebagai bentuk keperihatinanya, Sabtu (30/5), kemari Rahman Ismail mengunjungi kediaman seorang lanjut usia asal Desa Wusa Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, Simon Rorimpandey yang diketahui bersama adalah salah satu korban stigma COVID-19, usai sang istri meninggal karena positif COVID-19 beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan tersebut Rahman membawa sejumlah bahan pokok seperti beras, minyak goreng, kue, kopi, teh sabun dan uang tunai.
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melawan stigma dengan tidak mendiskriminasi dan mengucilkan tenaga kesehatan dan orang-orang yang terpapar COVID-19. Kita semua adalah saudara, mari kita saling membantu,” pesan mantan petinggi media massa di Sulawesi Utara itu.
Istri Simon Rorimpandey, merupakan pasien kasus ke-7 positif COVID-19 di Sulawesi Utara sekaligus pasien kasus pertama di Kabupaten Minahasa Utara.
Ia meninggal dunia pada Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 04.00 Wita dengan kisah pilu dimana jenazah sempat terlantar beberapa jam di areal pekuburan akibat tidak ada petugas medis yang berjaga.
Sesuai protokol, opa Simon sudah melakukan karantina mandiri selama 14 hari di rumah sakit.
Pun demikian dengan hasil swab test kedua dari almarhumah sang istri sudsh dinyatakan negatif.
“Tapi saya selalu dianggap positif COVID-19. Tetangga menjauh. Mereka takut tertular,” katanya.
Kedatangan Rahman Ismail pun disambut gembira opa Simon.
Dia senang ada yang peduli dan tidak takut untuk berkunjung ke rumahnya.
“Terima kasih sekali atas perhatian Pak Ramhan. Semoga Tuhan membalas berkat melimpa,” ujar Simon sembari memanjatkan doa.
(*)