Manado, Manadosulutnews – Pernikahan adalah momentum terindah dan penuh rahmat dalam hidup setiap manusia. Sebuah kesempatan di mana dua insan ciptaan Tuhan membangun komitmen bersama untuk menyatukan perbedaan demi membangun mahligai rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Ini juga yang dialami dua sejoli Laurensius Reng dan Natalia Elisa Rakinaung, dua sosok yang berbeda tidak hanya jenis kelamin, karakter, usia, dan sebagainya, tapi juga beda etnis. Laurens anak ketiga dari 4 bersaudara dari pasangan Paulus Noeng dan Gerina Heret yang berasal dari Kota Maumere Ibukota Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan etnis Flores, sementara Lisa merupakan anak tunggal dari pasangan Alm. Jacobus Rakinaung dan Alma. Nurani Mandiri, berasal dari Kota Tahuna ibukota Kabupaten Sangihe Provinsi Sulawesi Utara dan merupakan etnis Nusa Utara.
Namun ternyata perbedaan ini tidak melunturkan keinginan mereka untuk menyatu ibarat pepatah Latin “Omnia Visit Amor” yang artinya cinta mengalahkan segalanya.
Laurens dan Lisa menceritakan perjalanan cinta mereka. Beberapa kali datang ke Asrama Putri Emilie the Swarch, Kampus Unika De La Salle Manado menemui Suster dan Bruder yang merupakan kakak rohani dari Laurens. Laurens yang adalah seorang Manager di PT. Dua Bintang Kembar ini mengaku sudah lama melirik Lisa, seorang dosen sekaligus menjabat Wakil Dekan Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik De La Salle Manado, namun tidak punya kesempatan untuk mendekati Lisa. Tapi akhirnya waktu yang diberikan Tuhan pun tiba, di mana keduanya diperkenalkan oleh kakak rohani dari Laurensius.
Setelah itu keduanya mulai berkenalan, saling mengenal, menjadi sahabat, dan menemukan kecocokan satu dengan yang lain hingga akhirnya sepakat berpacaran.
Seiring berjalannya waktu, keduanya pun sudah saling mengenal. Di mata Laurens, Lisa adalah wanita yang baik, tulus ikhlas, dewasa, sabar, pecinta kue Panada dan hebat dalam masak sambal goreng yang oleh Laurens dianggap paling enak di dunia. Sedangkan di mata Lisa, Laurensius itu orangnya baik, lucu, tegas, pekerja keras, pecinta pisang kukus, dan sangat hebat kalau belanja di pasar tradisional karena jago dalam memilih bahan berkualitas dan menawar harga.
Dan lewat perjuangan dan doa akhirnya hari ini Sabtu (08/05/2021), dua sosok yang berbeda itu dipersatukan Tuhan dalam Sakramen Pernikahan dalam perayaan Ekaristi Kudus di Gereja Katolik Paroki Bunda Hati Kudus Kairagi, Kota Manado, pukul 10.00 Wita.
“Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (Mazmur 107:1),” demikian tulisan di undangan pernikahan Laurens dan Lisa.
Rencananya, Misa pemberkatan nikah ini dipimpin oleh 7 Pastor masing-masing Pastor Hendro Kandowangko Pr, Pastor Johanis Ohoitimur MSC, Pastor Bonifasius Boro Bin Ola Pr, Pastor Andreas Rumayar Pr, Pastor Dismas Salettia Pr, Pastor Timotheus Leuhaq MSC.
Dan usai pemberkatan akan dilanjutian dengan resepsi pernikahan di Manado Grand Palace (MGP) Kairagi, pukul 16.00 Wita, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19. Nantinya di resepsi ini kedua mempelai akan diiringi tarian adat asal Maumere bernama Soka Papak tarian penyambutan raja dan ratu dan dilanjutkan dengan upacara adat Flores Huler Wair.
“Kami ingin menjadi satu untuk selamanya. Karena apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan manusia,” tegas keduanya.
Selamat berbahagia Laurens dan Lisa, Tuhan memberkati rumah tangga kalian berdua hari ini dan sampai selama-lamanya.
(Stev)