MANADO-Para pelaku UKM meminta agar Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak berlaku selama 6 bulan mulai April sampai September 2020, agar diperpanjang.
Hal ini disampaikan oleh Ketua KADIN Sulut Hangky Arthur Gerungan lewat Wakil Ketua Umum Bidang UKM Ivanry Matu pada virtual meeting yang digagas OJK dengan agenda mapping usaha sektor rill sebagai penggerak ekonomi.
“Dampak covid-19 akan berlangsung lebih dari 6 bulan, karena sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi ini akan berakhir, karena itu sudah seharusnya bebas pajak bagi UKM diperpanjang juga sampai ekonomi benar-benar pulih,” kata Ivanry.
Pada kesempatan itu, KADIN juga mengapresiasi kebijakan restrukturisasi yang sudah mencapai 90% lebih, namun ada catatan soal kebijakan restrukturisasi dimana ada UKM yang terpaksa ikut restrukturisasi daripada namanya blacklist karena tidak bisa bayar angsuran normal, UKM tetap bayar angsuran bunga namun setelah di hitung total kewajiban malah jadi bertambah, “ jelasnya.
Lanjutnya, jadi Kadin mempertanyakan paket stimulus harus tepat sasaran, karena ada beberapa lembaga keuangan yang menerapkan malah seperti reschedule saja karena tetap membayar tiap bulan meskipun kecil tapi secara keseluruhan hutangnya nambah, padahal ada paket stimulus.
Pada kesempatan itu KADIN juga menyampaikan soal data UKM terdampak covid-19 yang belum akurat dan karena banyak yang belum menerima bantuan sejak di data pada bulan Maret dan April 2020,
“Masih banyak yang belum menerima bantuan, malah UKM mengeluh sudah 2 – 3 kali di data tapi tidak pernah terima, dari sekian puluh ribu UKM di Sulut kami mendapatkan data hanya ratusan yang namanya masuk dalam list, itupun belum tentu akan menerima semua,” bebernya.
Kadin juga menyoroti soal belum dilibatkan dalam distribusi bantuan pada UKM terutama tindak lanjut MOU dengan kementerian BUMN, padahal database UKM ada di KADIN, karena itulah bantuan akhirnya belum merata.
“Kita berharap KADIN Sulut dilibatkan dan kita saling bersinergi agar tepat sasaran dan ekonomi Sulut segera bangkit dan siap menjalankan New normal,“ pinta Ivanry.
Dalam mapping usaha sektor rill KADIN berharap daya beli masyarkat dipacu dengan cara mengguyur dana-dana dari pusat ke sektor produktif seperti pertanian, peternakan atau ke kelompok ibu-ibu seperti yang diterapkan PT.PNM lewat program Mekar,
“ini pun harus cepat agar efek domino positif lewar daya beli akan tercipta dan gerak ekonomi akan lancar kembali,” harapnya.
Ivanry juga membandingkan keadaan ekonomi di waktu Krisis moneter (Krismon) di tahun 1988, dimana Provinsi Sulut satu-satunya daerah dengan pertumbuhan ekonomi positif.
“Ingat tahun 1998 waktu krismon, di daerah lain resesi tapi di Sulut resepsi, dan hebatnya malah Sulut satu-satunya daerah dengan pertumbuhan ekonomi positif, ini terjadi karena faktor daya beli masyarakat tinggi, para petani ada hasil untuk dijual dan warung-warung serta pasar barangnya laris dibeli oleh orang-orang kampung yang dapat uang dari hasil jualan panen dari kebunnya, ini harus tercipta seperti itu, jadi genjot sektor pertanian, jika perlu subsidi semua sarana produksi, infrastruktur, rantai distribusi,” ungkapnya.
Dirinya pun menyentil soal kemungkinan digelarnya pelaksanaan pengucapan atau thanksgiving di Sulut dilihat dari sisi ekonomi.
“Malah saya berpikir jika memungkinkan pengucapan (thanksgiving) tetap dibuat walaupun dengan protokol yang ketat, karena ini akan membuat pertumbuhan ekonomi Sulut naik positif,” kata Pengusaha muda ini.
Tambahnya, marilah kita semua berdoa semoga covid-19 ini cepat ditemukan vaksinnya dan dunia segera pulih dari pandemi ini.
(YMP)