Manadosulutnews.comMINUT–Aktivis Minahasa Utara (Minut) William Luntungan turut berempati kepada para pengungsi letusan Gunung Ruang Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Buktinya, Kamis (2/5) sekira pukul 12:00 Wita, Will mendatangi 14 orang pengungsi letusan Gunung Ruang di tempat pengungsian yang berada di Keluarga Bataha-Rauhang Perum Citra Regancy 1 Blok C No 6 Kelurahan Sukur.
Dari pantauan media ini, Will setibanya di lokasi langsung menurunkan beberapa bantuan dari mobilnya seperti Beras, Mie Instan, Makanan Ringan, Aqua, Minyak Goreng, Telur.
Usia menyalurkan bantuan will mendengar curhatan dari para pengungsi letusan Gunung Ruang.
“Sedih melihat keadaan saudara kita dari Tagulandang ink (pengungsi letusan gunung ruang-red), apalagi saya sudah melihat langsung serta mendengar curhatan mereka. Derita mereka adalah derita kita juga,” katanya.
Will mengaku, hanya melihat postingan salah satu temannya di Facebook, sehingga tergerak hati untuk membantu.
“Ya, saya langsung menanyakan alamat para pengungsi ini, dan kebetulan teman wartawan saya tinggal tidak jauh dari tempat pengungsian. Spontanitas saya langsung menghubungi teman saya ini dan kami membawa bantuan, semoga bermanfaat,” terangnya.
Will mengajak kepada semua pemangku kepentingan untuk berlomba-lomba dalam membantu para pengungsi erupsi letusan gunung ruang ini.
“Mari kita semua sama-sama membantu saudara kita yang terdampak letusan Gunung Ruang ini. Sekecil apapun yang kita berikan, itu sangat berarti buat mereka. Kita berdoa bersama keadaan ini secepatnya membaik,” harapnya.
Sementara itu, salah satu pengungsi letusan Gunung Ruang Carlos Rauhang asal Desa Boto Kecamatan Tagulandang sedikit menceritakan sedikit pengalaman sehingga sampai di Minahasa Utara.
“Sangat sedih harus meninggalkan kampung halaman, tapi semua atas kehendak Tuhan. Kami mengalami berbagai penderitaan akibat erupsi gunung ruang, seperti krisis air bersih, rumah rusak, kalau malam tidak bisa tidur nyenyak. Bahkan sampai naik kapal saja, kami harus berjuang dengan berdesak-desakan,” katanya.
Carlos menambahkan, tidak ada yang bisa dibawa selain pakaian untuk dipakai dalam tempat pengungsian.
“Puji Tuhan kami sudah sampai disini dengan keadaan sehat, itu adalah berkat Tuhan. Tidak banyak yang kami pinta, hanya berharap keadaan ini cepat berlalu, agar kami bisa kembali ke kampung halaman kami,” tandas Carlos seraya mengucapkan terima kasih kepada William Luntungan yang sudah memberikan bantuan.
Penulis : Rivo Lumihi