MSN-SULUT. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara meluruskan informasi terkait ketidakhadiran Gubernur Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus dalam agenda Safari Natal di Kepulauan Talaud dan Sangihe.
Pemprov menegaskan bahwa pembatalan kunjungan murni karena faktor cuaca ekstrem yang mengancam keselamatan penerbangan dan pelayaran.
Juru Bicara Pemprov Sulut Denny Mangala, yang juga Plt Kepala Dinas Kominfo dan Asisten I Setdaprov, mengatakan bahwa seluruh persiapan Safari Natal telah dirampungkan sesuai jadwal.
Gubernur dijadwalkan berangkat ke Talaud pada 8 Desember sebelum melanjutkan ke Sangihe, dengan seluruh koordinasi teknis telah disepakati bersama pemerintah kabupaten.
Untuk memastikan perjalanan berjalan lancar, Pemprov menyiapkan penerbangan charter Wings Air, mengingat tidak ada penerbangan komersial ke dua wilayah tersebut pada tanggal tersebut.
Bantuan sosial bagi masyarakat juga telah dikirim lebih dulu, sementara tim protokol berangkat menggunakan kapal laut dan sudah berada di lokasi. Forkopimda pun telah mengonfirmasi kehadiran mereka untuk mendampingi Gubernur.
Namun, pada 7 Desember, Pemprov menerima peringatan resmi dari BMKG mengenai cuaca ekstrem di wilayah perairan Sulawesi Utara.
Peringatan itu mencakup larangan terbang serta ancaman gelombang tinggi di jalur laut. Pemprov lalu menggelar rapat dan merekomendasikan penundaan perjalanan Gubernur. Kondisi buruk yang berlanjut dalam beberapa hari berikutnya membuat perjalanan tak dapat dilakukan.
“Keputusan ini diambil semata-mata demi keselamatan. Risiko cuaca ekstrem tidak bisa dipaksakan,” tegas Mangala.
Meski tanpa kehadiran Gubernur, ibadah dan perayaan Natal tetap berlangsung di Talaud dan Sangihe, dipimpin bupati masing-masing daerah. Sambutan Gubernur tetap dibacakan, dan seluruh bantuan yang telah dikirim sebelumnya disalurkan kepada masyarakat.
Mangala menegaskan bahwa pembatalan ini tidak berkaitan dengan isu politik maupun minimnya perhatian pemerintah terhadap wilayah kepulauan.
Ia menekankan bahwa langkah Pemprov justru selaras dengan imbauan keselamatan yang selama ini disampaikan kepada masyarakat.
“Ketika cuaca berbahaya, siapapun harus menghindari perjalanan. Pemerintah harus memberi contoh,” ujarnya.
Pemprov Sulut menegaskan komitmennya untuk tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat kepulauan meski kegiatan Safari Natal harus disesuaikan dengan kondisi alam.








































