MINUT–Kinerja Plt Hukum Tua Desa Kokoleh Dua Kecamatan Likupang Selatan Ferry Rottie terus disoroti warga yang berada diwilayah tersebut.
Pasalnya, beberapa waktu lalu warga mengeluhkan terkait pengurusan Program Operasi Nasional Agraria (Prona) Pendaftaran Tanah Lengkap (PTSL) yang diduga melakukan Punggutan Liar (Pungli), kali ini masyarakat setempat mempertanyakan Bumdes yang lama yakni Matuari digantikan dengan Bumdes Caritas, tanpa dikoordinasikan.
Masyarakat pun kaget, dan mempertanyakan kenapa ada Bumdes yang lama, yang usahanya berjalan lancar dan terakuntabilitas, namun tiba-tiba diganti, tidak lagi di pakai, bahkan pengurus-pun diganti dengan yang baru.
“Kenapa sudah ada Bumdes yang baru, padahal ada yang lama. Sedangkan pengurus yang lama belum mempertanggung jawabkan laporan mereka,” tanya Royke Rondonuwu warga setempat.
Semantara itu, mantan Hukumtua Desa Kokole Dua Rullando Rintjap, ketika dikonfirmasi menjelaskan, bahwa semua dana dimasa kepemimpinannya masih ada di rekening Bumdes.
“Semua masih ada di rekening Bumdes dan dapat dipertanggungjawabkan, sebab diketahui oleh pengurus Bumdes,” jelasnya.
Tentunya dengan adanya hal ini, Rullando sangat menyayangkan sikap Pejabat Hukumtua Desa Kokole Dua yang tidak menghormati pengurus Bumdes yang lama.
“Masak tanpa ada koordinasi pejabat hukum tua langsung mengganti pengurus Bumdes Matuari dengan pengurus Bumdes Caritas, padahal semua ada mekanisme aturan, agar semua berjalan lancar,” tandasnya.
Terpisah, Plt Hukum Tua Ferry Rottie, yang beberapa waktu lalu ditemui di Pemkab Minut menegaskan alasanya mengganti Bumdes tersebut, dikarenakan tidak ada kecocokan lagi dengan pengurus yang lama.
“Mereka sudah tidak lagi membuat laporan pertanggungjawaban,” katanya.
Di singgung soal usaha Bumdes yang baru, menurut Rottie, pihaknya membuat usaha yang baru yaitu usaha pemeliharaan ikan di kolam.
“Dalam waktu dekat akan di adakan panen,” ujarnya.
Mengenai isu bahwa usaha ini tidak jalan, Rottie menampik, dan katanya, itu hanya isu.
“Semua dapat di pertanggung jawabkan jika nanti selesai masa jabatan saya,” kunci Rottie.
Sekedar informasi, Bumdes Matuari didirikan pada tahun 2016 dan awalnya kelompok itu dibentuk melalui proses pemilihan, dan di adakan pelantikan pengurus.
Dana awal 40.000.000 (empat puluh juta Rupiah), Bumdes yang dipimpin Ketua Jeri Palendeng, Sekretaris Valen Kotangon, dan Bendahara Yenny Manikome ini memulai usaha pertama tahun 2017, berupa bentuk rental (sewa) tenda, sewa kursi dan sewa keyboard, yang terbilang sukses. Usaha kedua pada Tahun 2018, dengan anggaran Rp. 71.000.000 (tujuh puluh satu juta rupiah), dispekati dengan usaha ternak babi, itupun berhasil. Sangat disayangkan usaha ini terhenti pada bulan September 2018 setelah terjadinya pergantian pejabat hukumtua. Entah masalah apa, pengurus Bumdes Matuari tidak lagi di pakai. Semua diganti dengan pengurus baru dengan nama Bumdes Caritas.(Rivo)