AMURANG, MSN – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau langsung lokasi terjadinya Bencana Alam di Kelurahan Bitung dan Uwuran Satu, Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Jumat (17/06/2022).

Turut hadir bersama Suharyanto dalam kunjungannya, Deputi Bidang Penanganan Darurat, Fajar Setyawan; Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto; Kapus Meteorologi, Eko Prasetyo; Koordinator Kedaruratan Menko PMK, Mahfud Salatunlayl; Kakordalops, Lukmansyah; Direktur DSDD, Rustian beserta para staf dari BNPB dan BMKG.
Dalam kunjungannya di lokasi bencana, Suharyanto bersama tim didampingi oleh Bupati Minahasa Selatan, Franky Donny Wongkar (FDW), Sekda Minsel Glady Kawatu, para Kepala OPD Minsel, Kapolres Minsel AKBP C. Bambang Harleyanto, Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Mukhlis, Kajari Minsel Budi Hartono, unsur FKUB Minsel Gbl Voiceman Tumuju, dan Pemerintah setempat.
Usai melihat langsung lokasi bencana, kunjungan dilanjutkan ke Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Alam yang terletak tidak jauh dari lokasi bencana, yakni di Kantor Kelurahan Lewet, Kecamatan Amurang.

Saat berada di Posko, Suharyanto bersama rombongan langsung berdialog dengan warga korban bencana, sekaligus menyerahkan secara simbolis Bantuan Dana Siap Pakai (DSP) dari BNPB sebesar Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) beserta sejumlah barang logistik yang diterima langsung oleh Bupati.
“Sebagai wujud daripada kepedulian pemerintah di bawah arahan Bapak Presiden Joko Widodo, Kita melihat langsung untuk memastikan tahap-tahap penanganan bencana ini berjalan sebagaimana mestinya,” ungkap Sudaryanto kepada sejumlah media.
Surharyanto juga menjelaskan, tahap awal selama dua pekan pasca bencana adalah tahap tanggap darurat. Menurutnya di tahap ini Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI-POLRI, BMKG, ATR/BPN dan semua kementerian lembaga terkait memastikan agar keselamatan rakyat itu menjadi prioritas utama.
“Sehingga segera oleh Pak Bupati Minahasa Selatan dilakukan tahap tanggap darurat. Di tempat ini ada pengungsi sekitar 133 Kepala Keluarga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya habis terbawah air,” terang Suharyanto yang juga menyampaikan bahwa ada sekitar 41 rumah warga yang hanyut terbawa air.
“Kami sudah meninjau langsung ke lapangan dan memang kondisinya masih belum aman. Tapi atas kesigapan dari Pemerintah Daerah dan aparat TNI-POLRI, di sana sudah dijaga, mudah-mudahan masa tanggap darurat ini bisa teratasi,” tambahnya.

Setelah itu, lanjut Suharyanto, dalam waktu yang tidak terlalu lama tepatnya di hari Selasa mendatang, seluruh kementerian dan lembaga terkait akan berkumpul di Kementerian Menko PMK untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.
“Setelah tahap tanggap darurat selesai, diperkirakan dua Minggu sudah tidak ada lagi ketambahan pengungsi dan sudah jelas terdata rumah yang harus direlokasi dan rumah masyarakat yang harus dibangun kembali maka dengan begitu selesai sudah tanggap darurat dan masuk pada pra rehabilitasi rekonstruksi,” terang Suharyanto.
Dijelaskan lagi oleh Suharyanto, setelah masuk tahap pra rehabilitasi dan rekonstruksi, akan dilaksanakan pendataan-pendataan masyarakat yang terdampak dan layak mendapatkan tempat tinggal yang layak oleh pemerintah.
“Nanti masyarakat yang rumahnya hilang akan dipindahkan, sudah disiapkan beberapa lahan oleh kementerian ATR, oleh BPN, tapi bekerjasama dengan Pak Bupati. Nanti mereka ini akan diyakinkan untuk mendapat tempat tinggal yang baru oleh pemerintah,” tutur Suharyanto.
Sementara itu, saat ditanya soal penyebab terjadinya bencana yang masih menjadi tanda tanya oleh seluruh kalangan, Suharyanto mengaku belum bisa memastikan hal apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana tersebut.
“Kami belum bisa menjawab apakah disebabkan abrasi apalagi likuifaksi, karena kejadiannya kan tidak didahului dengan fenomena alam. Perlu kajian yang lebih mendalam,” jawab Suharyanto.

Di kesempatan yang sama, Bupati Minahasa Selatan, Franky Donny Wongkar mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya persuasif dengan masyarakat terdampak guna memastikan proses relokasi berjalan lancar.
“Jadi pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan akan melakukan komunikasi dengan masyarakat terdampak dan memberi tahu tentang resiko-resiko. Sehingga mereka sadar kemudian mengikuti apa yang menjadi kemauan dan keinginan pemerintah untuk direlokasi,” harap Bupati.
Sedangkan, mengenai lahan untuk pemanfaatan relokasi, Bupati mengatakan masih akan berkoordinasi lagi dengan pihak-pihak terkait, sehingga kedepannya masyarakat boleh mendapatkan lokasi tempat tinggal yang layak.
“Untuk lokasi, kami sedang bicarakan dengan kementerian ATR/BPN di mana yang paling tepat dan layak untuk masyarakat terdampak ini boleh direlokasi,” pungkas Bupati.
Diketahui, kedatangan Kepala BNPB bersama sejumlah lembaga terkait ke lokasi bencana Amurang ini, tidak lain karena hasil upayah Bupati Minahasa Selatan yang berkunjung langsung ke Kantor Pusat BNPB untuk menyerahkan permohonan bantuan DSP tanggap darurat pada Kamis, (16/6) kemarin.
(Stev)