MINSEL, MSN – Mentari pagi di Kota Amurang menjemput keceriaan Ricky Kalangi (RK) Squad.
Kekompakan serta kebersamaan semakin kental terasa kala RK Squad mulai menaiki kendaraan menuju wisata Hiu Paus Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Sabtu (05/04/2025).
Dalam perjalanan, iringan gitar menyatu dengan lirik lagu yang dinyanyikan. Tak terasa hampir 3 jam sudah mengaspal. Akhirnya Tim tiba di Resting Area Tanjung Sidupa untuk beristirahat sejenak.
Perut yang mulai keroncongan, ditebus dengan nikmatnya santapan lauk yang sudah disediakan Ricky Kalangi bersama istri tercinta Elke Poluakan.

Setelah 4 jam malanjutkan perjalanan, kurang rasanya jika tak menikmati kopi di RM Hidayah, Kecamatan Gentuma Raya. Kehangatan pun semakin terasa saat RK Squad menyeruput kopi dengan latar pemandangan laut yang indah.
Perjalanan kembali dilanjutkan. Sehabis mentari tenggelam, terang rembulan menjemput kami saat tiba di rumah keluarga Pak Amir, keluarga yang baru kami kenal saat melintasi Desa Huidu, Kecamatan Limboto Barat.
Meski baru saling kenal, ternyata Pak Amir dan RK Squad langsung akrab. Kami pun memutuskan untuk membeli dan membakar ikan laut hasil tangkapan nelayan setempat untuk makan malam bersama keluarga kecil mereka.
Ketika makan malam dihidangkan, kepenatan dipundak hilang seketika saat menu ikan bakar disandingkan dengan “dabu-dabu lemong” sambal khas Gorontalo.

Rasa haru tiba-tiba menyelimuti percakapan makan malam. Bagaimana tidak, Ricky Kalangi selaku Anggota DPRD Minahasa Selatan itu menceritakan kisah hidupnya yang dipenuhi lika-liku.
Ketua Badan Kehormatan DPRD Minsel yang sukses di berbagai bidang usaha ini, ternyata memulai karirnya betul-betul dari titik nol.
Ia pun berpesan kepada seluruh RK Squad untuk tetap bersyukur dan selalu berdoa kepada Tuhan apapun keadaan yang dialami.
“Tetap bersyukur, berusaha dan selalu andalkan Tuhan. Dan satu hal yang pasti, tetap cintai orang tua dan keluarga agar terus diberkati,” pesan Ricky.
Masih ingin berbincang lama dengan keluarga Pak Amir, namun malam kian larut. Tim pun harus melanjutkan perjalanan menuju pusat Kota Gorontalo.
Keharuan terasa saat perpisahan dengan keluarga sederhana itu, saling salam dan foto bersama menyisakan cerita indah dibalik pertemuan singkat. Berharap bisa bertemu lagi di lain kesempatan.
Bertolak dari situ, tak lama Tim pun tiba di Grand Q Hotel yang terletak di Jalan Nani Wartabone, Kota Gorontalo untuk beristirahat.
Terpejam sebentar, ternyata fajar sudah menyingsing. Kumandang adzan di kota yang dijuluki Serambi Madinah ini membangunkan kami.

Sesudah sarapan, Tim pun berkumpul di kolam yang berada di lantai atas hotel. Landscape Kota Gorontalo terlihat indah dari rooftop.
Sinar mentari pagi melengkapi keseruan Tim yang sedang berenang dan berekreasi bersama sambil mempererat kekeluargaan.
Kira-kira Pukul 12.00 Wita, kami pun memulai petualangan di hari kedua. Benar saja, mentari di Gorontalo seakan dekat dengan bumi. Rasa gerah dan panasnya terik tak mengurangi semangat RK Squad.
Sekira setengah jam perjalanan RK Squad melakukan ibadah di tepian pantai kompleks Pelabuhan Penyebrangan Gorontalo.
Siraman Firman Tuhan dibawakan oleh Ibu Diaken Elke Poluakan yang diambil dalam Filipi 4:13, menjadi penyemangat baru bagi Tim.
“Apapun perkara yang kita rasakan di dalam dunia ini, hanya Tuhan yang mampu menolong dan memberi kekuatan kepada kita. Jadi jangan pernah lupakan Tuhan dalam setiap perjalanan hidup kita,” ucapnya.

Tak berselang lama Tim pun tiba di destinasi wisata Hiu Paus yang menjadi tujuan utama, RK Squad langsung disuguhi pantai pasir putih nan indah.
Melompat, bernyanyi dan berekreasi bersama menambah kehangatan family gathering yang penuh keceriaan.
Semilir angin pantai dan riuhnya suara ombak yang bergulung kembali menghidupkan suasana.
“Terima kasih Tuhan telah menciptakan alam yang indah ini,” ucap Ricky sembari mengangkat tangan menghirup udara pantai.
Tak lama kemudian, terdengar suara dari bibir pantai. “Ayo naik satu-persatu ke perahu,” ajak Pak Johan pria paruh baya nelayan penyedia perahu setempat.
Suasana tegang mulai terpancar dari raut wajah RK Squad. Sosok hewan besar berwarna hitam mulai mendekati perahu yang kami tumpangi.
Ternyata ialah Sherly, nama yang diberikan warga lokal untuk Hiu Paus yang menjadi primadona di wisata itu.

Selang waktu berlangsung, ternyata Sherly sangat akrab dengan para wisatawan, ia mendekat untuk meminta makan ikan teri yang menjadi santapan faforitnya.
Masih ingin berlama-lama bermain dengan Sherly dan teman-temannya, namun waktu pula yang harus memisahkan kami. Tak terasa matahari sebentar lagi terbenam. Kami pun dihantar pak Johan ke tepian pantai.
Matahari yang tenggelam perlahan di ufuk barat memaksa kami bergegas untuk balik ke Amurang, mengingat hari libur akan segera usai.
“Nanti kita (RK Squad, Red) akan jalan-jalan dan lakukan family gathering lagi, karena belum semua bisa hadir dalam kegiatan kali ini, sampai jumpa di trip selanjutnya,” kata Ricky.
“Terima kasih kepada seluruh RK Squad yang hadir dan berpartisipasi. Semoga kekeluargaan ini terus terjaga,” pungkas Ricky didampingi Istri tercinta.
Kenangan di Kota Gorontalo ini mengingatkan RK Squad bahwa di balik badai hidup yang datang menerpa, ada batu karang yang selalu siap berdiri tegak diterpa gelombang. Itulah keluarga.
(Stev)