Jakarta, Manadosulutnews – Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menerima kunjungan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi (MoTIE) Korea Selatan Moon Sung Wook di kantor Kementerian Perdagangan pada Senin (21/02/2022).
Pertemuan ini termasuk dalam salah satu agenda resmi kunjungan kerja Menteri Moon ke Indonesia. Sejumlah isu yang dibahas mencakup perjanjian perdagangan, investasi, dan Presiden G20 Indonesia 2022.
“Korea Selatan merupakan salah satu mitra dagang strategis utama Indonesia baik secara bilateral maupun regional. Untuk itu, saya menyambut baik kunjungan Menteri Moon dan berharap kedua negara dapat saling mendorong pemulihan ekonomi global yang tangguh dan berkelanjutan yang sejalan dengan tema utama Presidensi G20 Indonesia 2022 yaitu ‘Recover Together, Recover Stronger’,” ungkap Mendag Lutfi.
Mendag menyampaikan, agenda utama pertemuan bilateral kedua Menteri adalah menyoroti isu-isu kerja sama perdagangan bilateral dan regional antara lain penyelesaian proses ratifikasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) dan Regional Economic Partnership Agreement (RCEP) yang ditargetkan selesai pada bulan Maret 2022.
“Terkait proses ratifikasi IK-CEPA dan persetujuan RCEP, saat ini Indonesia telah berada di tahap akhir proses ratifikasi. Kami optimis proses ini dapat segera diselesaikan pada Maret 2022 sehingga dapat segera diimplementasikan dan dirasakan manfaatnya oleh para pemangku kepentingan,” ujar Mendag Lutfi.
Mendag Lutfi juga mengucapkan selamat kepada Korea Selatan karena persetujuan RCEP telah mulai diimplementasikan di Korea Selatan sejak 1 Februari 2022 lalu. “Kami berharap implementasi IK-CEPA dan persetujuan RCEP akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, Korea Selatan, dan dunia,” tambahnya.
Mendag Lutfi menegaskan, Indonesia berkomitmen untuk mendorong pemulihan ekonomi global yang tangguh dan berkelanjutan. “Indonesia juga mendorong Korea Selatan untuk semakin aktif berinvestasi di Indonesia. Kami menyambut baik usulan Korea Selatan untuk mendorong kerja sama rantai suplai (supply chain) untuk produk-produk tertentu,” imbuh Mendag Lutfi.
Selain itu, pertemuan juga membahas berbagai isu strategis yang mencakup isu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia 2022. Hal ini khususnya terkait agenda pertemuan Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG) dan kontribusinya pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), kebijakan perdagangan kedua negara, serta kerja sama investasi.
Mendag Lutfi meminta dukungan Pemerintah Korea Selatan terkait pelaksananaan TIIWG dalam kerangka Presidensi G20 Indonesia 2022, khususnya terkait penambahan isu industri ke dalam Working Group tersebut.
Sementara itu Menteri Moon menyampaikan, Indonesia merupakan mitra strategis bagi Korea Selatan, khususnya dengan adanya new southern policy yang diinisiasi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
“Hubungan bilateral kedua negara terus bergerak ke arah positif di berbagai bidang, terutama perdagangan dan investasi. Saya yakin hal ini dapat semakin ditingkatkan dengan komitmen kedua negara dalam mendorong implementasi IK-CEPA dan persetujuan RCEP. Saya juga sangat mengapresiasi kerja sama kedua negara yang sangat erat dalam mengatasi permasalahan rantai pasok global dan mewujudkan perdagangan digital yang lebih baik,” ungkap Menteri Moon.
Dalam pertemuan tersebut, Korea Selatan juga secara khusus meminta dukungan Indonesia terkait pencalonan Busan sebagai tuan rumah World Expo 2030. Kunjungan Menteri Moon ke Indonesia kali ini sekaligus untuk memimpin Delegasi Korea Selatan pada pertemuan the 1st Joint Committee on Economic Cooperation (JCEC) Indonesia-Korea yang akan dilaksanakan pada Selasa (22/2). Pada pertemuan tersebut, Delegasi Indonesia akan dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Total perdagangan kedua negara pada 2021 sebesar USD 18,41 miliar. Adapun ekspor utama Indonesia ke Korea Selatan antara lain batu bara, bijih tembaga, antena digital (reception apps for television), minyak sawit, dan asam lemak monokarboksilat industri (industrial monocarboxylic fatty acids). Sedangkan pada 2020, nilai total perdagangan Indonesia-Korea Selatan sebesar USD 13,36 miliar.
Pada 2021, Korea Selatan adalah sumber penanaman modal asing/foreign direct investment (FDI) nomor tujuh bagi Indonesia, dengan realisasi investasi sebesar USD 1,64 miliar dan 2.511 proyek.
(Stev/KemendagRI)