MINSEL, MSN – Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) terus berupayah mempercepat pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bagi warga terdampak bencana alam Amurang yang masuk pada zona merah.
Pemkab Minsel melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Glady Kawatu kembali meninjau proses pembangunan akhir hunian sementara yang berada di lokasi Perkebunan Palambean, Rabu (19/07/2022) malam.
Didampingi Koordinator Pelaksana Proyek Huntara, Einstein Runtunuwu, terpantau Sekda Glady memasuki setiap bilik bangunan untuk melihat langsung sejauh mana progres pembangunan Huntara.
“Hati-hati dalam bekerja, tetap utamakan keselamatan,” pesan Glady kepada para tukang, sekaligus memberikan semangat dengan sesekali bercanda dan menghibur para pekerja yang ada.
Kepada media Glady mengatakan, upayah pendataan terus dilakukan bagi warga yang masuk dalam zona hitam dan zona merah 50 meter untuk mendapatkan bilik di Huntara, mengingat status tanggap darurat yang kedua sudah lewat.
”Ini harus jelas, dan pemerintah telah mendata dengan meliputi zona hitam dan zona merah 50 meter, kalau lebih dari itu diperkenankan untuk kembali kerumah masing-masing sambil menunggu perkembangan berikut. Dengan selesainya Huntara, nantinya proses penempatan akan dilakukan secepatnya,” terang Glady.

Sementara itu, Koordinator Pelaksana Proyek Huntara Einstein Runtunuwu menjelaskan, meskipun terhambat musim hujan, namun pembangunan Huntara sudah dalam proses akhir dan rencnanya dalam waktu dekat ini akan segera diresmikan oleh Bupati.
”Saya kira ini perlu kerja cepat dan tepat, namun cuaca juga menjadi salah satu faktor penghambat mengingat ada pekerjaan dengan menggunakan tenaga listrik. Tapi progres pengerjaan sudah hampir 100 persen jadi dalam waktu dekat akan selesai dan siap untuk diresmikan,” jalas Ein, sapaan akrab Kabid Pemerintahan Desa di Dinas PMD Minahasa Selatan.
Di lain sisi, Camat Amurang Rommy Rumagit mengatakan, keinginan dan kerinduan korban bencana alam yang rumahnya tenggelam dan sudah dinyatakan hilang, akan mendapatkan bilik di Huntara namun harus mengikuti mekanisme yang ada.
”Dalam menentukan keluarga-keluarga yang akan mendapatkan bilik di Huntara tentu mengikuti verifikasi administrasi yang faktual, tidak asal menempatkan. Jadi masyarakat korban bencana jangan kwatir, pasti pemerintah sudah mendata dengan akurat,” tandasnya.
Diketahui, beberapa keluarga korban bencana sudah mulai meninjau dan melihat secara langsung bilik-bilik yang nantinya menjadi tempat tinggal sementara bagi mereka, sembari menunggu Hunian Tetap yang rencananya akan dibangun di Desa Rumoong Kecamatan Amurang Barat.
(Stev/*)