MINSEL, MSN – Ketua Komisi IX DPR-RI, Felly Estelita Runtuwene, SE bekerjasama dengan BKKBN Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Promosi dan KIE Pencegahan Stunting Bersama Mitra Kerja dan Kegiatan Momentum, bertempat di BPU Desa Eluasan, Kecamatan Amurang Barat, Selasa (29/11/2022).
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk menekan dan mencegah angka stunting di Sulawesi Utara. Pada kesempatan ini, Felly didampingi Direktur Bina Akses Pelayanan KB BKKBN RI , dr. H. Zamhir Setiawan, M.Epid; BKKBN Provinsi Sulawesi Utara Ir. Diano Tino Tandaju, M.Erg yang diwakili oleh Koordinator Bidang Adpin, Ignasius P Worung, SE., M.Si dan Wakil Ketua II DPRD Minahasa Selatan Paulman Stevanus Runtuwene selaku mitra kerja.
Dalam sambutannya, Felly menyampaikan beberapa gejala Stunting pada anak, Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya, Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya, Berat badan rendah untuk anak seusianya dan Pertumbuhan tulang tertunda.
Menyikapi hal itu, FER sapaan akrabnya megajak para masyarakat terutama ibu hamil untuk dapat memperhatikan kebersihan lingkungan dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan kandungannya ke fasilitas kesehatan yang ada.
Apalagi menurut dia, dampak Stunting umumnya terjadi karena diakibatkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun.
“Oleh karena itu, upaya pencegahan baiknya dilakukan sedini mungkin. Pada usia 1.000 hari pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya, asupan nutrisi yang baik juga dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam kandungannya,” ajaknya.
Lebih lanjut FER mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan biaya pemeriksaan kesehatan. Karena menurut dia, pemerintah menjamin dan memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat kurang mampu melalui BPJS Kesehatan.
“Ibu/bapak tidak perlu khawatir, karena ini perintah undang-undang. Ada anggaran negara untuk masyarakat yang kurang mampu dengan memberikan BPJS Kesehatan yang ditanggung pemerintah,” terangnya.
Lebih lanjut lagi, FER juga mengajak para orang tua untuk dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi dari lahir hingga 6 bulan pertama. Hal ini untuk memenuhi asupan gizi bagi para bayi.
“ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati,” tandasnya.
Lebih lanjut lagi, FER menyatakan untuk mencegah terjadinya stunting di keluarga masing-masing, bisa dilakukan melalui delapan fungsi keluarga, yakni agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.
Di akhir kegiatan, FER juga melakukan tanya jawab dengan peserta sosialisasi dan menyerahkan doorprize berupa sepeda dan hadiah-hadiah menarik lainnya bagi masyarakat yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar.
Turut hadir dalam kegiatan, Jajaran BKKBN Sulut, Hukum Tua Desa Elusan, Charles Turangan, SE., Tokoh Agama dan Masyarakat Desa Elusan serta para peserta sosialisasi.
(Stev)