Manadosulutnews.comMINUT—Perusahaan Umum Daerah (PUD) Klabat terus menuai sorotan akibat adanya pembangunan pasar sehingga dipindahkannya pengoprasian pasar tradisional Airmadidi ke lokasi Terminal Airmadidi.
Dimana, mulai dari kemacetan, dugaan bau busuk yang berdampak ke wilayah sekitar serta dugaan Punggutan Liar (Pungli) jual beli lapak.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama (Dirut) PUD Klabat Fredy Ratumbanua mengaku tidak merasa terganggu, melainkan berterima kasih kepada masyarakat Minut yang telah memberikan perhatian kepada pihaknya.
“Itu sebagai vitamin untuk perbaikan pelayanan kedepanya. Baik dari kritikan, masukan, gagasan ide semua kami terima dengan baik. Karena PUD Klabat tidak anti kritik,” kata Ratumbanua usai berbincang-bincang bersama awak media Rabu (13/12) kemarin.
Ratumbanua mengklaim, semua hal tersebut semakin memacu pihaknya untuk lebih memperbaiki Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) PUD Klabat kedepanya.
Terkait jual beli lapak di dalam lokasi pasar, dirinya menegaskan untuk melaporkan hal tersebut disertai bukti yang ada. Menurut Ratumbanua, dirinya paling anti hal tersebut, apalagi mengatasnamakan PUD Klabat.
“Akan kami proses jika kedapatan. Jadi untuk lapak yang ada di dalam lokadi pasar, itu kewenangan kami. Namun jika ada lapak – lapak yang ada di luar lokasi, kemungkinan pedagannya yang berinteraksi langsung dengan warga pemilik lahan untuk sewa sebidang lahan yang digunakan pedagang itu sendiri untuk berjualan. Entah sewanya berapa, itu urusannya pedagang sama warga pemilik lahan,” tandas Dirut Ratumbanua.
Penulis: (***)