MANADO– Dalam rangka kesiapan pemuda gereja menghadapi situasi setelah Covid-19. Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM melalui bidang penelitian dan pengembangan (LitBang) kembali melakukan diskusi virtual dengan tema “Pemuda Gereja “The New Normal After Covid-19” (kajian teologi, politik, sosial dan ekonomi). Adapun kegiatan ini yang menjadi narasumber yakni Pdt Petra Rembang, M.Th, Ir. Jenny Karouw, M.Si, DR Ferry Daud Liando, Pnt Billy Lombok, SH, Pnt Hezky Pitoy, SH, MH.
Diskusi yang dimoderatori Edwin Kambey, S.IP, M.Hub.Int ini berjalan menarik karena diikuti sekitar 80-an peserta dari berbagai kalangan. Diskusi membahas mulai tentang dinamika dan tantangan pelayanan sekarang dan nanti, bagaimana kebijakan yang sudah dan nanti diambil pemerintah, hingga membicarakan peran dan langkah strategis pemuda gereja menghadapi kehidupan the new normal nanti setelah Covid-19 berlalu seperti apa.
Ketua Bidang Litbang Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM, Pnt Rovan Kaligis, SH mengatakan, hasil diskusi virtual ini menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yakni ;
1) Gereja harus dinamis jangan statis, concern dalam pengembangan pelayanan dan penanganan kesejahteraan warga jemaat saat ini dan setelah pandemi Covid-19.
2) Gereja concern dalam pengembangan kualitas pelayanan dalam rangka menjawab kebutuhan – kebutuhan pelayanan dijemaat sekarang dan nanti.
3) Gereja perlu makin serius mengintegrasikan teologi dan teknologi secara kuat untuk pengembangan pelayanan.
4) Pemuda Gereja harus menjadi laboratorium kader dan ide untuk mempersiapkan “the new normal” setelah Covid-19 nanti.
5) Warga gereja harus terus merawat kearifan lokal (budaya mapalus, saling baku-baku bae, baku baku-baku bantu, dll).
6) Gereja memperlengkapi warga jemaat untuk menunjang program-program pemerintah.
7) Warga gereja harus mengoptimalkan program – program pemerintah (bantuan/pelatihan) untuk pengembangan kapasitas diri.
8) Gereja memfasilitasi pemuda gereja untuk ambil bagian dalam program pemerintah.
9) Perlu adanya tambahan program pemerintah khususnya untuk pengembangan kapasitas pemuda gereja. Sosialisasinya dalam bentuk konten kreatif supaya bisa menyasar pemuda. 10) Adanya perhatian pemerintah untuk pengembangan dan penelitian alat kesehatan penangangan Covid-19.
11) Gereja dan pemerintah memfasilitasi pemuda gereja yang terdampak Covid-19 untuk mencari pekerjaan baru.
12) Gereja dan pemerintah fokus dalam pemulihan kembali psikologis dan sosial jemaat dan masyarakat.
13) Diberikan ruang untuk pemuda gereja menjadi pengawal dan pengawas program – program gereja dan pemerintah.
(YMP)