Grace: Petugas Jaga Yang Kami Tanyai, Menjawab Alat Kami Rusak
Minut–Kinerja pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Walanda Maramis Minut disorot. Pasalnya pasien bernama Yappi Ratela (60 an) warga Wattumow III Jaga I Kecamatan Kalawat Minut sudah Lima hari dirawat di RSUD tersebut tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal.
Pasien yang sudah masuk mulai dari hari Jumat 31 Januari sampai hari ini Selasa 4 Februari menderita sakit perut serta terasa panas yang sangat melilit.
Pada waktu penanganan pertama, pasien langsung diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Walanda Maramis. Namun, beberapa saat kemudian, pasien dipindahkan ke salah satu kamar lantai II.
Menurut Ibu Grace Tendean (60) isteri dari pasien, suaminya hanya ditangani biasa-biasa saja sehingga rasa sakit yang melilit diperutnya tak kunjung berkurang apalagi hilang.
“Dia hanya diberi obat anti biotik, vitamin, padahal kami minta sebaiknya ditangani serius saja agar kalau sudah tahu hasil, suami saya bisa dirujuk ke rumah sakit yang lebih bermutu,” tutur Ibu Grace.
Lanjutnya, sampai malam hari Opa Yappi hanya mendapat penanganan serupa tanpa ada kejelasan.
“Saya sempat tanya kenapa tidak ada penanganan lebih lanjut, perawat bilang dokter yang menangani penyakit dalam tidak datang, padahal ini hari Senin, hari pertama ASN bekerja,” ujarnya.
Sampai hari ini hari ini (Selasa 4/2), keadaan Opa Yappi Ratela sangat memprihatinka. Rasa sakit kian menjadi, sehingga tak jarang lelaki malang itu menjerit menahan nyeri diperutnya. Alhasil karena tidak mendapatkan pelayanan, pihak keluarga memaksa pihak RSUD Walanda Maramis untuk segera merujuk pasien ke RSUD Prof. Kandouw Malalayang untuk mendapatkan penanganan yang serius.
Sementara pihak RSUD Walanda Maramis terkesan acuh tak acuh, seolah tidak terjadi apa-apa dikamar itu.
“Sampai sekarang tidak ada perubahan karena tak ada penanganan serius. Petugas jaga kami tanyai, malah menjawab, alat sedang rusak,” keluh Ibu Grace.
Pukul 14.00 wita, AT menantu dari Pak Yappi tiba di RSUD Walanda Maramis kaget melihat keadaan orang tuanya yang bukannya sembuh, namun sebaliknya kian sakit saja.
“Ini sudah hari yang ke-5 orang tua kami dirawat disini, tapi kenapa dibiarkan bagai sampah tanpa perhatian serius. Kalau tidak mampu, ya dirujuk saja agar orang tua kami, sehingga dapat tertolong. Sekarang juga kami rujuk orangtua saya,” sembur AT sambil berlari menyusul mobil Ambulance ke RSUP Prof Kandouw.
Sangat disayangkan, kembali fungsi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal ini Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Walanda Maramis, dr. Sandra Rottie.
Rottie saat dikonfirmasi Senin 3 Februari 2020, pukul 11.42 dan pukul 12.18 wita dan Short Massages Service (SMS), tidak.menanggapi.Demikian juga hari ini di telpon di nomor 081356738XXX, pukul 15.46 wita, ponsel aktif namun tidak merespon, dilanjutkan dengan SMS pada pukul 17.15:40, sampai berita ini terbit, dengan sia-sia.
Terinformasi dari manantu Korban, pasien Yappi Ratela Selasa 4 Februari 2020 pukul 18: 10 Wita korban telah meninggal di RSUD Prof. Kandouw Malalayang.
(Rivo)