TURKI– Seiring dengan upaya penyelesaian perundingan IT CEPA, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI DR Jerry Sambuaga secara intensif terus melakukan pendekatan kepada para pelaku usaha Turki. Salah satunya melalui pertemuan bisnis dengan The Union of Chambers and Exchanges of Turkey (TOBB) dan Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK). Pertemuan ini dihadiri sekira 20 pelaku usaha Turki.
” Melalui pertemuan ini, Pemerintah Indonesia bisa mendapatkan masukan untuk semakin memperlancar dan meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara.Pertemuan ini merupakan kesempatan untuk berinteraksi dan berdialog dengan sektor swasta di Turki. ,” jelas Jerry.
Wamendag juga menyampaikan, saat ini Pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan penyederhanaan peraturan dan kesesuaian antara peraturan pemerintah pusat dan daerah.
Perwakilan dari TOBB juga menyampaikan optimismenya untuk meningkatkan hubungan dagang kedua negara.
Sementara itu, Dubes Iqbal menyampaikan, akan menindaklanjuti pertemuan ini dengan pertemuan teknis.
Dubes Iqbal juga berharap para anggota DEIK dapat berbisnis dengan pelaku usaha Indonesia.
“Kami akan memberikan prioritas kepada DEIK untuk meningkatkan ekonomi kedua negara. Kami akan melalukan pembahasan lebih detail dengan DEIK untuk membuka jalan bagi kedua negara untuk saling mengenal dan bekerja sama,” tutup Dubes Iqbal.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Turki
Perdagangan Indonesia-Turki pada tahun 2018 mencapai USD 1,79 miliar. Ekspor Indonesia senilai USD 1,18 miliar, sementara Impor dari Turki senilai USD 611,52 juta sehingga surplus sebesar USD 569,85 juta bagi Indonesia. Sedangkan periode Januari-November 2019, total perdagangan sebesar USD 1,38 miliar,dengan surplus sebesar USD 733,7 juta bagi Indonesia. Pangsa pasar produk Indonesia di Turki tahun 2018 sebesar 0,59%.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Turki tahun 2018, yaitu minyak kelapa sawit dan turunannya (USD 148 juta), karet alam (USD 132 juta), artificial staple fibres (USD 112 juta), yarn of synthetic staple fibres (USD 108 juta), dan synthetic filament yarn (USD 94 juta).
Sementara komoditas impor utama Indonesia dari Turki tahun 201itu crude petroleum oils (USD 254 juta), unmanufactured tobacco (USD 35 juta), karbonat (USD 24 juta), borat (USD 22 juta), serta bijih kromium dan konsentrat (USD 11 juta)
Pada 2018, Turki tercatat sebagai mitra investor ke-39 terbesar dengan nilai mencapai USD 3,7 juta dan jumlah proyek sebanyak 48.
(YMP/Humaskemendag)