Jakarta, Manadosulutnews – Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, menerima Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria, Péter Szijjártó, pada hari Selasa (16/2) di Kemendag.
Dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri mendiskusikan sejumlah upaya peningkatan perdagangan bilateral, antara lain pendirian gudang penyimpanan dan pusat distribusi (Stockpile) produk Indonesia di Hungaria.
Stockpile tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya, sehingga dapat mendorong ekspor Indonesia ke Hungaria dan wilayah Eropa Tengah dan Timur.
Pada pertemuan tersebut, Mendag Lutfi didampingi Direktur Perundingan Bilateral, Kemendag, Ni Made Ayu Marthini; dan Direktur Eropa II, Kemlu, Hendra Halim. Sementara Menludag Hungaria Szijjártó didampingi oleh Dubes Hungaria untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Judit Pach; Deputy State Secretary for Eastern Relations, András Baranyi; dan Deputy State Secretary for Export Development, István Joó.
“Menteri Szijjártó menyambut baik rencana tersebut dan siap membantu realisasinya. Saya akan minta perwakilan Indonesia di Budapest untuk menindaklanjutinya,” ujar Mendag.
Kedua pihak juga membicarakan isu perdagangan lainnya, seperti dukungan penyelesaian Perundingan Indonesia-EU CEPA secepatnya dan penjajakan kerja sama imbal dagang.
“Hungaria merupakan salah satu negara mitra nontradisional yang potensial di Eropa dan dapat menjadi hub ke wilayah Eropa Tengah dan Timur. Produk santan kita saat ini menjadi market leader di sana, saya yakin kita dapat mendorong berbagai produk unggulan lainnya seperti CPO, perhiasan, mi instan, dan suku cadang otomotif. Saya optimis hubungan perdagangan bilateral dapat ditingkatkan dengan beberapa kerja sama yang kami diskusikan tadi,” tegas Mendag.
Tahun 2020, nilai total perdagangan Indonesia-Hungaria mencapai USD 212,7 juta dengan tren peningkatan 15,62 persen dalam periode 2016—2020. Nilai ekspor dan impor Indonesia ke Hungaria masing-masing tercatat sebesar USD 81,5 juta dan USD 131,2 juta. Sementara itu, nilai investasi Hungaria di Indonesia pada 2020 tercatat senilai USD 1,5 juta.
(Stev/KemendagRI)