JIKA berbicara perihal pengabdian, maka akan ada banyak mulut yang saling bersahutan dan berlomba-lomba perihal siapa yang paling banyak berkontribusi. Namun satu yang pasti, tentara takkan absen dalam pengabdiannya bagi nusa dan bangsa. Meski mengangkat senjata dan melindungi adalah tugas utama, namun melayani rakyat juga salah satu tugas sang ksatria berbaju loreng. Bentuk pengabdian nyata yang dapat dilihat dengan mata telanjang adalah program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) yang merupakan bentuk gotong royong tentara dan pemerintah dalam membangun pedesaan. Tak heran jika stereotip yang terbentuk mengenai ‘tempat tinggal kami yang dilupakan’ patah karena kegiatan ini.
42 tahun bukanlah waktu yang singkat. Layaknya orang dewasa yang telah merasakan manis-pahit dunia, begitu jugalah pengabdian TNI terus menerus dilakukan demi warga yang sejahtera. TMMD ke-113 menjadi gambaran nyata dari loyalitas para ksatria kepada masyarakat demi menjumput Sila ke-5 Pancasila, keadilan bagi seluru rakyat Indonesia.
Desa Bohabak 1, Provinsi Sulawesi Utara dan Desa Molingkapoto, Provinsi Gorontalo menjadi desa-desa dilaksanakannya TMMD ke-113 di bawah naungan Kodam XIII/Merdeka. Dalam benak muncul satu pertanyaan, “bagaimana desa-desa ini dipilih?” Semua itu didapat dari usulan-usulan yang diberikan dan menghasilkan pertimbangan tentang wilayah mana yang lebih membutuhkan.
Selama 30 hari, ada begitu banyak yang perlu dibenahi. Selama itu jugalah pengabdian satgas TMMD dipertaruhkan karena semua mata memandang dan menantikan hasil maksimal. Mulai dari perintisan jalan perkebunan sepanjang 2.800 meter dan pembangunan plat duiker yang di mana menjadi fokus satgas TMMD ke-113 Kodim 1303/Bolmong di Desa Bohabak 1. Melihat fakta bahwa mayoritas warga bekerja sebagai petani sudah cukup menunjukan betapa esensial progran ini. Di lain tempat, selain perintisan jalan serta plat duiker, air dan kebersihan menjadi misi utama Satgas Kodim 1314/Gorut. Maka dari itu, adanya drainase sepanjang 240 meter dan juga jamban di rumah warga yang membutuhkan menjadi bagai harapan baru bagi warga.
Tidak hanya bersifat materi namun juga subangsi wawasan dan kesehatan. Penyuluhan perihal bahaya narkoba, bela negara dan juga penanaman nilai-nilai agama diberikan untuk mencerdaskan warga. Mulai anak hingga orang dewasa mendapatkan edukasi demi kehidupan yang lebih layak. Adanya posyandu serta penyuluhan kesehatan juga diterima dengan tangan terbuka oleh warga karena sadar bahwa kesehatan adalah esensial.
Konsistensi dan kerja keras para ksatria tidak akan membuahkan hasil yang terbaik tanpa ada dukungan dari warga. Rasa syukur sebesar-besarnya ditunjukkan dengan warga yang ikut membantu dari terbit matahari. Ramah ramah yang ditunjukkan menciptakan hidup yang rukun selama 30 hari, memberikan kesan bermakna bagi warga maupun satgas. Pembuktian akan jerih payah para ksatria membuahkan hasil, dilihat dari rampungnya segala pekerjaan selama 30 hari.
Mungkin kegiatan TMMD ke-113 sebentar lagi akan rampung. Meski hanya 30 hari namun dampaknya membekas selamanya. Bagi sebagian orang mungkin TTMD ini merupakan hal kecil dan sepele, tapi tidak dengan warga setempat. Senandung syukur dan rasa terima kasih diucapkan. “Selaku masyarakat, saya sangat berterima kasih dengan kegiatan TMMD ini, dengan adanya akses jalan, hasil pekebunan kami akan lebih mudah dibawah ke pasar,” ujar Eding Suratinoyo, warga Bohabak 1. Di sisi lain rasa senang bercampur bahagia terpancar dari raut wajah peria Safrudin Pomalingo, salah seorang warga Desa Molingkapoto setelah melihat perkebunan kelapa berubah menjadi akses jalan tani yang dikerjakan melalui program TMMD.
Efek yang diberikan dari program ini sangatlah besar. Bagaimana tidak, TMMD sudah seperti pelopor harapan bagi para warga. Akses jalan yang mulai memadai, jamban yang semakin layak, pembuatan jalur drainase dan seterusnya bagai secercah cahaya untuk kelangsungsn hidup mereka. Sukacita warga laksana upah yang sudah lebih dari cukup untuk seluruh stakeholder terkait. Harapan yang ditanamkan kiranya tidak hanya akan menjadi harapan semata, melainkan menjadi amanat yang akan diteruskan kepada penerus bangsa.
(red/Pendam)